GLOBAL

Heboh Protes Masjid di Korea, Warga Gelar 'Pesta' Babi

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
GLOBAL
Heboh Protes Masjid di Korea, Warga Gelar 'Pesta' Babi

Heboh Protes Masjid di Korea, Warga Gelar 'Pesta' Babi

DEMOCRAZY.ID - Penolakan terhadap pembangunan masjid terjadi di Korea Selatan (Korsel). 


Sejumlah warga di Daehyeon-dong, Daegu, menggelar pesta makanan daging babi di gang depan sebuah proyek pembangunan tempat ibadah umat Muslim itu.


Kelompok demonstran itu menamakan diri 'Komite Anti Masjid Daegu'. 


"Jika pemilik lahan ingin kami menghormati budaya mereka, budaya kami juga harus dihormati," ujar salah satu demonstran kepada The Korea Herald, Jumat (3/2/2023).


Permasalahan bermula pemerintah setempat menyetujui pembangunan masjid di dekat Universitas Nasional Kyungpook tahun 2020. 


Banyaknya mahasiswa asing Muslim yang tak memiliki rumah ibadah menjadi dasar pembangunan.


Namun setelahnya, proyek tersebut menjadi titik perdebatan. 


Akhirnya kantor Distrik Buk di Daegu mengeluarkan perintah administratif untuk menghentikan pembangunan.


Tetapi perintah tersebut dicabut setelah Mahkamah Agung memutuskan pada bulan September 2022 dan menegaskan bahwa proyek tersebut sah. 


Namun, konflik terus berlanjut di mana sejumlah protes dengan menggunakan babi dilakukan.


Sebelum 'pesta babi', Komite Anti Masjid Daegu sempat membuat heboh dengan memanggang babi di gang menuju lokasi pembangunan pada Oktober. 


Saat itu, seorang pemuda juga didenda 300.000 won (Rp 3,6 juta) karena memprovokasi warga untuk membuang spanduk yang mendukung pembangunan masjid.


Heboh Protes Masjid di Korea, Warga Gelar 'Pesta' Babi


Kantor Distrik Buk telah mencoba campur tangan, dengan sedikit hasil. 


Pihak otoritas tersebut telah menawarkan untuk membeli properti di dekat masjid, dan mengusulkan dua lokasi alternatif untuk masjid tersebut.


Panitia anti-masjid berencana untuk mengumumkan posisinya pada penawaran pembelian itu. 


Di sisi lain, pemilik tanah tempat masjid akan dibangun telah menolak gagasan situs alternatif.


Para ahli dan kelompok masyarakat telah menyuarakan keprihatinan atas konflik yang semakin tajam seputar pembangunan masjid. 


"Perlu sikap mengakui perbedaan antara kedua belah pihak. Negara juga harus memainkan peran mediasi yang lebih aktif, sehingga mencegah salah satu pihak bertindak terlalu ekstrim," kata Profesor Chung Yong-kyo dari Universitas Yeungnam dalam sebuah wawancara dengan media lokal. [Democrazy/cnbc]

Penulis blog