DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Sosok pengebom bunuh diri yang menewaskan setidaknya 100 orang di sebuah masjid di kota Peshawar mulai terungkap.
Hal ini disampaikan oleh kepala kepolisian provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Moazzam Jah Ansari.
Dalam konferensi pers Kamis (2/2/2023), Ansari menyebut pelaku masuk ke dalam kompleks masjid dengan mengenakan seragam kepolisian dan helm. Sosok pelaku terlihat dalam rekaman CCTV.
Melalui CCTV, pelaku terlihat tiba di gerbang dengan sepeda motor berjalan melalui pos pemeriksaan keamanan dan bertanya kepada petugas di mana masjid itu berada.
"Mereka yang bertugas tidak memeriksanya karena dia mengenakan seragam polisi... Itu adalah kesalahan keamanan," kata Ansari, dikutip AFP.
Sementara itu, pihak kepolisian Pakistan pada Rabu (1/2/2023) sempat menyebut pelaku pengeboman mungkin memiliki "bantuan internal", dan beberapa tersangka telah ditangkap.
"Kami telah menemukan beberapa petunjuk yang sangat baik, dan berdasarkan petunjuk ini kami telah melakukan beberapa penangkapan besar," kata Kepala Polisi Peshawar Ijaz Khan kepada Reuters.
"Kami tidak dapat mengesampingkan bantuan internal, tetapi karena penyelidikan masih dalam proses, saya tidak dapat membagikan lebih banyak detail."
Adapun, ratusan polisi menghadiri salat Ashar di masjid yang berada di dalam markas polisi kota barat laut Peshawar pada Senin (30/1/2023) lalu.
Tak lama setelahnya, terjadi ledakan yang menyebabkan tembok runtuh dan menewaskan puluhan petugas.
Pengeboman tersebut juga jadi insiden paling mematikan dalam satu dekade yang melanda Peshawar, kota barat laut yang cukup bergolak dan rawan kekerasan militan Islam karena berada di dekat perbatasan Afghanistan.
Sebelumnya, Faksi Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), juga dikenal sebagai Taliban Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, tetapi juru bicara TTP kemudian membantah berperan dalam ledakan itu.
Gencatan senjata selama berbulan-bulan antara TTP dan Pakistan runtuh tahun lalu dan kelompok itu sejak itu meningkatkan serangannya terhadap personel keamanan Pakistan. [Democrazy/cnbc]
