Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
'Peta Terbaru Kandidat Cawapres di Dua Kubu'


'Peta Terbaru Kandidat Cawapres di Dua Kubu'


Kubu Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo hingga kini belum memutuskan kandidat calon wakil presiden yang akan mendampingi mereka dalam pemilihan presiden 2024. Tapi sejumlah nama kandidat cawapres berkelindan di kedua kubu.


Teranyar, nama Erick Thohir kembali mengemuka. Adalah Partai Amanat Nasional (PAN) yang menyodorkan Menteri Badan Usaha Milik Negara itu ke PDIP—pengusung utama Ganjar—dalam pertemuan elite kedua partai di kantor pusat PDIP, Jalan Pangeran Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 2 Juni 2023.


Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, dalam pertemuan tersebut, partainya sempat menyodorkan nama Erick sebagai kandidat calon wakil presiden. Eddy mengklaim Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menampung dan mempertimbangkan tawaran tersebut. 


"Kami berharap bahwa capres yang akan diusung bersedia dan setuju untuk didampingi oleh Pak Erick Thohir sebagai cawapresnya," kata Eddy, kemarin.


Eddy melanjutkan, PAN menyerahkan dan menghormati sepenuhnya sikap PDIP soal nama calon wakil presiden dari Ganjar. 


Jika PDIP tak menerimanya, kata Eddy, PAN mempertimbangkan dua opsi lainnya dalam membangun koalisi untuk menghadapi pemilihan presiden 2024. 


"Mungkin kami usulkan Pak Erick ke Pak Prabowo (Prabowo Subianto) atau mengikuti keinginan internal, yaitu memasangkan Pak Zulhas (Zulkifli Hasan) dengan Pak Airlangga (Airlangga Hartarto)," ujarnya.


Kemarin siang, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan bersama sejumlah pengurus pusat partainya bertandang ke kantor pusat PDIP. Rombongan Zulkifli disambut Megawati dan beberapa pengurus teras partainya.


Zulkifli mengatakan tujuan kunjungannya tersebut adalah menjajaki kerja sama politik dengan PDIP. 


"Secara resmi, silaturahmi pertama kami ini untuk melakukan pembicaraan penjajakan kerja sama koalisi pemilihan presiden 2024," kata Zulkifli lewat keterangan tertulis, kemarin.


Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengatakan hasil pertemuan itu belum final. PAN belum memutuskan untuk berkoalisi dengan PDIP. 


Ia berdalih bahwa di lingkup internal partainya masih mengemuka dua nama calon presiden, yaitu Ganjar dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. 


"Jadi, ini belum ada kata sepakat. Perlu ada pertemuan lanjutan," kata Yandri setelah bertemu dengan elite PDIP.


Pengamat politik Ujang Komarudin memprediksi PDIP akan menerima tawaran PAN tersebut. 


Sebab, Erick, yang belakangan semakin dekat dengan masyarakat nahdliyin—sebutan untuk anggota Nahdlatul Ulama—memiliki daya tawar dalam mendulang suara signifikan pada pemilihan presiden. 


Selain itu, kata Ujang, tingkat keterpilihan Erick di atas sejumlah nama lainnya, misalnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno. Nama Sandi pun sempat mengemuka akan diusung PPP sebagai calon wakil presiden.


"Secara hitung-hitungan, Erick masih di atas Sandiaga. Jadi, kemungkinan besar Erick yang akan diambil oleh PDIP," kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.


Kandidat Cawapres Anies Makin Mengerucut

 

Kubu Anies Baswedan terus mematangkan kandidat calon wakil presiden untuk mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut. 


Saat ini, Koalisi Perubahan untuk Persatuan—gabungan Partai NasDem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera—sudah mengantongi satu nama cawapres. Namun mereka masih merahasiakannya.


"Soal siapa namanya, nanti dideklarasikan," kata Willy Aditya, anggota Tim 8 Koalisi Perubahan, kemarin, Jumat (2/6/2023).


Ketua DPP Partai NasDem ini memastikan kandidat cawapres yang akan mendampingi Anies sudah dikomunikasikan kepada ketua umum partai di Koalisi Perubahan. 


Misalnya, Anies menyampaikan soal ini saat menemui Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kediaman SBY di Pacitan, Jawa Timur, Kamis malam lalu. 


Anies juga sudah menyampaikan nama kandidat cawapres itu ke Ketua Umum NasDem Surya Paloh. 


"Tinggal ke Pak Ahmad Syaikhu (Ketua Umum PKS) saja yang belum," kata Willy. 


"Tidak ada yang berkeberatan, oke-oke saja sejauh ini. Kan sudah disepakati bahwa Mas Anies memiliki kewenangan untuk memilih selama (nama) itu sesuai dengan kriterianya," ujarnya.


Sumber Tempo yang dekat dengan Sudirman Said—anggota tim pemenangan Anies—menyebutkan ada dua nama yang mengerucut sebagai kandidat cawapres dari Anies. 


Kedua nama itu adalah Agus Yudhoyono dan Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jawa Timur. 


"Sekarang tersisa dua nama itu yang menguat," kata dia.


Saat dimintai konfirmasi, Willy dan Herzaky enggan menanggapi informasi tersebut. 


"Silakan ditanyakan kepada yang memberi informasinya," kata Willy.


Peneliti senior Populi Center, Usep Saepul Ahyar, memprediksi Koalisi Perubahan akan memilih Khofifah. Sebab, Khofifah berpotensi mendulang suara lebih signifikan dibanding Agus Yudhoyono. 


"Kalau Koalisi Perubahan berkukuh ingin cawapres dari lingkup internal partai, pilihannya Agus Yudhoyono. Tapi, kalau kebutuhannya adalah suara, ya, Khofifah lebih baik," kata Usep.


Ujang Komarudin juga memprediksi Koalisi Perubahan akan memilih Khofifah sebagai calon wakil presiden. 


Sebab, Khofifah dapat merepresentasikan masyarakat nahdliyin sekaligus berposisi sebagai Gubernur Jawa Timur. Khofifah juga berpotensi mendulang suara besar dari kaum perempuan dalam pemilihan presiden mendatang


"Pilihan yang rasional dan realistis menurut saya, ya, Anies-Khofifah," kata Ujang.


(Sumber: Koran Tempo, Sabtu, 3 Juni 2023)