HUKUM KRIMINAL

Ungkap Pergerakan 20 Pasukan di Luar Kendali Pimpinan Dukung Sambo, IPW: Brimob Sampai Tak Berkutik

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
KRIMINAL
Ungkap Pergerakan 20 Pasukan di Luar Kendali Pimpinan Dukung Sambo, IPW: Brimob Sampai Tak Berkutik

Ungkap Pergerakan 20 Pasukan di Luar Kendali Pimpinan Dukung Sambo, IPW: Brimob Sampai Tak Berkutik

DEMOCRAZY.ID - Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso menyebut ada pergerakan 20 pasukan di luar kendali pimpinan Polri pendukung Irjen Ferdy Sambo.


Menurut Sugeng, pergerakan pasukan liar ini terjadi pada Sabtu 6 Agustus 2022 lalu sebelum Ferdy Sambo diperiksa oleh tim Inspektorat Khusus (Irsus).


Ketua IPW Sugeng menyebut sebelum diperiksa oleh tim Irsus pada Sabtu, ada pergerakan pasukan di luar kendali pimpinan yang dilakukan oleh 20 orang yang mendukung Ferdy Sambo.


“Pada hari itu, saya mendapat informasi bahwa adanya pemantauan terhadap FS sebelum hari Sabtu diperiksa oleh Irsus. Ada pergerakan 20 orang di luar kendali pimpinannya,” beber Ketua IPW pengganti Neta S Pane ini.


Sugeng menyatakan 20 orang tersebut bahkan sudah melakukan koordinasi untuk mendukung Ferdy Sambo.


“Mereka diduga terlibat dalam komunikasi mendukung FS. Mereka ini polisi, bukan warga sipil,” terang Sugeng.


Untuk diketahui, berdasarkan informasi saat itu, Ferdy Sambo sejatinya sudah akan dijemput tim Brimob dari rumah pribadinya pada 5 Agustus 2022.


Namun saat akan dijemput, terdapat puluhan orang yang ‘berjaga’ di sekitar kediaman mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.


Meski tak diketahui persis identitasnya, tapi puluhan orang tersebut diduga anggota polisi yang berpakaian preman.


Karena tak ingin ada bentrok, tim Brimob memilih mundur.


Selanjutnya pada 6 Agustus 2022, Ferdy Sambo menjalani pemeriksaan di Bareskrim Polri. 


Pada saat itu, puluhan Brimob juga terlihat berjaga di Mabes Polri terutama di Bareskrim.


Baru setelah menjalani pemeriksaan itu, Ferdy Sambo langsung dibawa ke Mako Brimob, Kepala Dua, Depok.


Sugeng juga menyatakan, serangan balik pasukan Ferdy Sambo yang juga anggota polisi ini kepada timsus terjadi pada tanggal 3 Agustus 2022.


Akan tetapi, Sugeng Teguh tak mengungkap secara rinci soal peristiwa di tanggal 3 Agustus tersebut.


Sugeng Teguh Santoso mengungkap pergerakan pasukan di luar kendali pimpinan ini dalam wawancara di sebuah stasiun televisi swasta, sebagaimana dikutip pada Rabu (17/8/2022). 


Pengakuan Ketua IPW, Akui Kini Dia sedang Diintai Setelah Buka Borok Petinggi Polri soal Main Cewek, Judi, Narkoba: Saya Pasrah pada Tuhan



Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengungkapkan adanya upaya penyerangan balik yang dilakukan oleh Irjen Ferdy Sambo dan komplotannya kepada mereka yang mengungkap kasus pembunuhan Brigadir J, Rabu (17/8/2022). 


Buntut kasus pembunuhan terhadap Brigadir J yang menyeret Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka, Ketua IPW Sugeng Teguh bahkan kini mengaku mendapatkan informasi adanya sejumlah anggota polisi yang mengintai dirinya. 


Hal tersebut ia sampaikan dalam wawancara program TvOne: Apa Kabar Indonesia Pagi. 


"IPW mendapatkan informasi bahwa ada upaya-upaya ´perlawanan´ kepada timsus,” ungkapnya.


Mereka, kata Sugeng, menyerang kepada pribadi-pribadi yang bertugas di tim khusus melalui satu pendiskreditan nama baik. 


“Ada informasi masuk dan ada sedikit data pada kami (IPW), tapi terkait pihak lain yang kemudian diajak, kita hanya bisa membaca dari infromasi lain juga yaitu terkait peristiwa tanggal 3 Agustus,” katanya.


Dirinya memastikan perlawanan balik yang dilakukan oleh simpatisan Ferdy Sambo berasal dari kalangan polisi.


Sugeng kemudian menyebut bahwa upaya perlawanan ini juga terjadi padanya, bahkan sampai hari ini. 


Meski enggan mengonfirmasi secara detail, Sugeng memastikan dirinya dalam intaian. 


“Saya mendapat informasi terhadap saya bahwa ada juga orang yang sedang katakan mengintai, saya serahkan kepada Tuhan saja,” tukasnya.


Sebelumnya, Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso membongkar sejumlah kebobrokan para petinggi polisi, mulai urusan perempuan hingga praktik perlindungan judi dan narkoba. 


Hal tersebut ia ungkap dalam rangka membeberkan motif di balik pembunuhan Brigadir J oleh mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.


Sugeng menyebut IPW mengantongi lima motif pembunuhan Brigadir J yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo. 


Empat di antaranya merupakan perkara perempuan atau seksual, sedangkan satu sisanya berkaitan dengan urusan perjudian dan narkoba. 


"IPW mendapatkan lima isu tapi empat itu memang terkait dengan soal urusan seksual," ungkap Sugeng dalam program Apa Kabar Indonesia Pagi Tvone, Kamis (11/8/2022). 


Kendati demikian Sugeng tidak berkenan merinci motif seksual yang berhasil dihimpun IPW. 


Ia menyebut Menko Polhukam Mahfud MD juga sempat menyinggung perkara tersebut. 


"(Dari) empat (motif) itu kan sudah tiga (motif) disebutkan Pak Mahfud (Menko Polhukam) dan satu (motif) informasinya (juga) terkait soal seksual yang satu lagi boleh saya buka ini. Tapi yang seksual tidak mau saya buka karena ini tentang aib," katanya. 


Menurut Sugeng, persoalan perempuan atau seksual merupaka perkara yang kerap menjangkiti para petinggi polisi. 


"IPW mendapat kesimpulan betapa rapuhnya kondisi psikologis seorang PJU (Pejabat Utama) terutama Sambo ini. Memegang kekuasaan yang besar tetapi kondisinya rapuh," jelasnya.  


Ia kembali menambahkan bahwa perkara seksual ini sudah banyak menjangkiti para petinggi polisi, bukan hanya Ferdy Sambo. 


"Urusan wanita, rapuh sekali pimpinan-pimpinan Polri ini. Sudah banyak, bukan hanya beliau. Tapi sebelumnya (juga). Ini menjadi catatan," katanya.


Selain persoalan seksual, IPW mengantongi catatan adanya praktik perlindungan perjudian dan peredaran narkoba oleh oknum di tubuh Polri. Hal itu pula yang melatarbelakangi terbunuhnya Brigadir J. 


"Yang satu lagi praktik-praktik perlindungan judi, narkoba, pengiriman uang-uang yang besar sampai ratusan miliar ini. Isu yang masuk ke IPW bahwa Yosua ini akan membuka informasi tentang itu," ucapnya. [Democrazy]

Penulis blog