POLITIK

Ubah Warna Pesawat Dianggap Pemborosan, Istana: Diharapkan Memberi Kebanggaan bagi Bangsa dan Negara

DEMOCRAZY.ID
Agustus 03, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Ubah Warna Pesawat Dianggap Pemborosan, Istana: Diharapkan Memberi Kebanggaan bagi Bangsa dan Negara

Ubah Warna Pesawat Dianggap Pemborosan, Istana: Diharapkan Memberi Kebanggaan bagi Bangsa dan Negara

DEMOCRAZY.ID - Sejumlah tokoh mengkritik pengecatan pesawat kepresidenan RI dari semula biru menjadi berwarna merah putih di masa pandemi Covid-19 ini.


Soalnya, biaya untuk mengecat sebuah pesawat setara Boeing B737-800 sangat mahal.


Perihal pengecatan pesawat kepresidenan tersebut disoal pengamat penerbangan Alvie Lie melalui akun Twitter @alvienlie21, Senin malam, 2 Agustus 2021.


"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat Kepresidenan," ungkap mantan anggota Ombudsman ini seraya mengunggah foto pesawat berwarna merah putih, Senin, 2 Agustus 2021 malam.


Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono langsung angkat bicara terkait hal itu.


Ia menjelaskan pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2 sudah lama direncanakan yaitu sejak 2019.


"Dapat dijelaskan bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," terangnya, Selasa, 3 Agustus 2021.


Dijelaskan Heru, selama ini Presiden Joko Widodo menggunakan pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800.


Pesawat BBJ 2 itu dipesan pada 2011 namun baru digunakan sebagai pesawat kepresidenan Indonesia mulai 2014 atau tahun terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


"Pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020. Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ," paparnya.


Pesawat RJ adalah pesawat Kepresidenan British Aerospace RJ 85 (BAe-RJ 85) atau biasa disebut RJ-85 yang biasa dipakai oleh wakil presiden untuk melakukan kunjungan kerja.


"Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," ungkap Heru.


Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu.


"Perawatan rutin pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya," tambah Heru.


Menurut Heru, waktu pengecatan pun lebih efisien karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan.


"Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN. Selain itu, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan Covid-19, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melalukan 'refocusing' anggaran pada APBN 2020 dan 2021 sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan," jelas Heru.


Terlebih lagi, menurut Heru, proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri sehingga secara tidak langsung, mendukung industri penerbangan dalam negeri yang terdampak pandemi.


Selain pesawat BBJ dan RJ, dalam melaksanakan kunjungan kerja keluar daerah, Presiden juga punya alternatif pesawat lainnya seperti pesawat TNI AU 737-400, pesawat Hercules dan CN 295 milik TNI AU. [Democrazy/kmp]

Penulis blog