DEMOCRAZY.ID
DEMOCRAZY.ID - Belum lama ini pakar hukum tata negara, Refly Harun buka suara perihal pernyataan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin mengenai meme yang menyebut dirinya King of Penjilat.
Refly mengaku kagum dengan pernyataan Ngabalin yang menyatakan tidak masalah disebut King of Penjilat demi menyelamatkan bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikannya melalui saluran YouTube Refly Harun berjudul 'Ngabalin 504 Error! Nah, Ada yang Baru!' Minggu, 22 Agustus 2021.
"Bisa saja yang diniatkan Ngabalin adalah niat yang mulia dan harus kita dukung bersama," ujarnya, Senin, 23 Agustus 2021.
Namun ia mengungkapkan tentunya ada pertimbangan tertentu ketika Ngabalin melontarkan pernyataan dalam setiap isu yang muncul.
Lebih jauh, ia juga menilai direkrutnya Ali Ngabalin sebagai upaya menarik simpati sayap kanan dalam spektrum perpolitikan Indonesia tidak berhasil.
Karena itu, Refly menyebut Ngabalin bukanlah aset, melainkan libellity, sehingga menjadi bagian dari masalah.
Bukan tanpa alasan, Refly mengungkapkan ketika nama Ali Ngabalin disinggung, yang muncul justru cacian.
"Bagi saya Ngabalin bukan aset tapi libellity, jadi dia masalah. Bukan part of solution, tapi part of problem. Karena setiap kali kita menyinggung tentang Ngabalin, yang muncul cacian semua," ujarnya.
Lebih lanjut, Refly mempertanyakan keuntungan merekrut Ngabalin dalam struktur pemerintahan untuk menyelamatkan negara.
Menurutnya, Ngabalin lebih cocok disebut sebagai pembuat berita.
Sebelumnya, Ngabalin mengaku tidak keberatan dengan beredarnya meme yang menyebut dirinya King of Penjilat di media sosial.
Ngabalin tidak marah karena baginya ‘menjilat’ dilakukannya untuk menyelamatkan bangsa dan negara. [Democrazy/pkr]
