POLITIK

Rocky Gerung Ungkap Sejumlah Alasan Jokowi Mau Terima PAN Jadi Anggota Baru Koalisi Pemerintah

DEMOCRAZY.ID
Agustus 27, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Rocky Gerung Ungkap Sejumlah Alasan Jokowi Mau Terima PAN Jadi Anggota Baru Koalisi Pemerintah

Rocky Gerung Ungkap Sejumlah Alasan Jokowi Mau Terima PAN Jadi Anggota Baru Koalisi Pemerintah

DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung menilai Presiden Jokowi 'cemas' di balik manuver dirinya menggandeng PAN dalam koalisi pemerintahan.


Rocky Gerung menduga bahwa hal tersebut merupakan upaya Presiden Jokowi untuk memuluskan agenda perpanjangan masa jabatan selama tiga tahun dengan menunda Pemilu 2024 ke tahun 2027.


"Saya kira ini end result-nya soal sidang MPR yang Presiden Jokowi setujui, karena dia dapat insentif tiga tahun perpanjangan (masa jabatan), dan sangat mungkin dia juga menghitung bahwa 'Jangan-jangan PDIP tidak tulus dengan sidang MPR, lalu PDIP membelot di tengah jalan atau yang sering membelot itu Golkar'. 


Karena itu dia akan tambah konstituen pendukung, PAN akan dimasukkan di situ supaya dapat meloloskan agenda perpanjangan tiga tahun ini," kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat, 27 Agustus 2021.


Rocky Gerung mengungkapkan alasan Presiden Jokowi menggandeng PAN sebagai mitra koalisi baru Istana karena memiliki bargainning yang tergolong lemah dalam peta perpolitikan nasional.


Bahkan, Rocky Gerung juga menilai beberapa kader PAN saat ini sedang dilanda sejumlah kasus sehingga memperkuat alasan PAN akhirnya bergabung dengan koalisi pemerintah.


"Mengapa PAN? Karena PAN yang paling lemah, PAN nggak mungkin berkhianat karena itu artinya dia bisa digetok setiap saat karena di belakang PAN ada beberapa kasus yang sangat sensitif," ujarnya.


Rocky Gerung juga menilai manuver Presiden Jokowi menggandeng PAN dalam koalisi sangat pragmatis.


Menurutnya, Presiden Jokowi ingin berjaga-jaga untuk mengantisipasi kemungkinan PDIP dan Golkar untuk hengkang dari jajaran partai koalisi demi calon presiden baru yang mereka usung di Pemilu 2024.


"Jadi PAN dimasukkan di situ untuk mencegah kemungkinan PDIP dan Golkar menarik diri dari koalisi karena kepentingan pragmatis," katanya.


Rocky Gerung menilai Presiden Jokowi saat ini merasa 'cemas' karena khawatir akan ditinggalkan oleh sejumlah partai politik yang selama ini mendukung penuh terhadap jalannya pemerintahan dalam kurun waktu dua periode.


Dia juga berpendapat, Presiden Jokowi tak menutup kemungkinan akan menggandeng beberapa partai kecil yang tidak memperoleh kursi di Senayan untuk bergabung dengan koalisi pemerintahan Presiden Jokowi.


"Pak Jokowi cemas jangan-jangan suatu waktu partai-partai pendukung dia itu menarik diri dari agenda sidang MPR lalu dia linglung, karena itu ditariklah PAN. Sangat-sangat mungkin partai-partai kecil itu yang baru nanti dipaksa supaya 'Walaupun gak punya koalisi di DPR tapi jadilah sahabat kecil'," ujar dia.


Rocky Gerung menegaskan bahwa kondisi politik di Istana saat ini sedang mengalami gejala ketidakstabilan, khususnya terkait perencanaan sidang umum MPR sebagai sarana untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi hingga 2027.


Menurutnya, hal tersebut semakin menunjukkan bahwa Istana semakin oportunis dalam rangka mengamankan kekuasaan yang saat ini dipegangnya.


"Jadi keadaan kita betul-betul tricky dan tidak stabil sebetulnya perencanaan sidang umum MPR itu. Nah ini menunjukkan bahwa permainan politik di Istana itu makin lama makin oportunis," tuturnya. [Democrazy/pkr]

Penulis blog