DEMOCRAZY.ID - Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun merasa heran dengan pujian yang dilayangkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prabowo diketahui memuji kepempimpinan Jokowi karena efektif menjalankan pemerintahan semasa pandemi Covid-19. Menurut analis sosial politik UNJ itu, narasi pujian Prabowo dengan fakta empirik sangat jauh berbeda, seperti jauh panggang dari api. "Mohon maaf, Prabowo sepertinya tidak menggunakan data dalam menilai apa yang sesungguhnya sedang terjadi," kata Ubedilah, Senin (30/8). Eks aktivis '98 itu kemudian menyinggung fakta dua pekan berturut-turut Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Menurut dia, ulama, pendeta, rohaniawan, tenaga kesehatan, para profesor, akademisi, guru, pebisnis, buruh, petani, pedagang, hingga rakyat jelata telah menjadi korban akibat kelalaian kepemimpinan yang gagal
Pengamat Sebut Prabowo Tak Gunakan Data Saat Menilai Kepemimpinan Jokowi
Agustus 30, 2021
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Direktur Eksekutif Center for Social Political Economic and Law Studies (CESPELS) Ubedilah Badrun merasa heran dengan pujian yang dilayangkan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Prabowo diketahui memuji kepempimpinan Jokowi karena efektif menjalankan pemerintahan semasa pandemi Covid-19. Menurut analis sosial politik UNJ itu, narasi pujian Prabowo dengan fakta empirik sangat jauh berbeda, seperti jauh panggang dari api. "Mohon maaf, Prabowo sepertinya tidak menggunakan data dalam menilai apa yang sesungguhnya sedang terjadi," kata Ubedilah, Senin (30/8). Eks aktivis '98 itu kemudian menyinggung fakta dua pekan berturut-turut Indonesia menjadi negara dengan tingkat kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Menurut dia, ulama, pendeta, rohaniawan, tenaga kesehatan, para profesor, akademisi, guru, pebisnis, buruh, petani, pedagang, hingga rakyat jelata telah menjadi korban akibat kelalaian kepemimpinan yang gagal