DAERAH POLITIK

Mahasiswa Papua: Kami Belum Merasakan Hasil Kekayaan Alam Kami!

DEMOCRAZY.ID
Agustus 29, 2021
0 Komentar
Beranda
DAERAH
POLITIK
Mahasiswa Papua: Kami Belum Merasakan Hasil Kekayaan Alam Kami!

Mahasiswa Papua: Kami Belum Merasakan Hasil Kekayaan Alam Kami!

DEMOCRAZY.ID - Sejumlah mahasiswa Papua mengikuti kegiatan Dialog Wawasan Kebangsaan di Upnormal Coffee Roasters di Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Minggu, (29/8/2021).


Dialog ini mengangkat tema “Papua adalah Indonesia, Indonesia adalah Papua” khusus menghadirkan sejumlah mahasiswa Papua yang ada di Makassar.


Dalam acara tersebut, salah satu mahasiswa dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Israel S.P Burum ikut memberikan tanggapannya terkait pandangannya selama ini.


“Indonesia ini besar, Papua adalah salah satu bagian Indonesia. Papua itu besar. Kami hanya merasa sedikit berbeda,” katanya dalam forum terlihat agak serius.


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Jurusan Ilmu Keperawatan ini menyebutkan, yang membuat dirinya berpikir, Papua kaya dengan hasil alamnya tapi masyarakatnya belum menikmatinya.


“Kami di Papua itu kurang ekonominya. Dan pertanyaan saya, Papua kaya tapi kenapa dikira miskin. Padahal alamnya Papua itu sangat luar biasa tetapi kami belum merasakan hasil dari alam kami sendiri,” ujar mahasiswa angkatan 2020 tersebut.


Menurutnya, apa yang terjadi di Papua hanya dilewatkan begitu saja. 


Padahal kata dia, masyarakat di sana hanya membutuhkan kasih sayang layaknya kasih sayang seorang ibu dan bapak.


Ia juga menyinggung perihal seringnya terjadi konflik-konflik di Papua. 


Menurutnya, hal itu terjadi karena ada oknum-oknum tertentu. 


Dan masyarakat di sana masih kurang pemahamannya karena rendahnya pendidikan.


“Kami hanya kurang pemahaman karena di sana belum ada guru-guru seperti di sini. Karena di sana desa-desa terpencilnya paling banyak sehingga belum dapat dialog-dialog seperti ini,” tutur Israel.


Israel meminta agar dialog-dialog serupa dapat lebih sering dilaksanakan dan melibatkan lebih banyak mahasiswa Papua untuk bisa saling berbagi pengetahuan.


Sementara itu, Akademisi Universitas Bosowa, Abdul Haris Hamid yang hadir sebagai narasumber menyebutkan, perlunya menyelenggarakan diskusi seperti kegiatan ini agar perspektif-perspektif yang keliru dapat diluruskan.


Menurutnya, perspektif yang berkembang saat ini tidak tidak terlepas dari peninggalan sejarah.


“Papua itu adalah bagian dari Indonesia yang paling terakhir kembali kepangkuan Ibu Pertiwi. Jadi setelah kita merdeka masih belum bebas,” jelasnya.


Berawal darisinilah kata dia, masyarakat Papua atau yang dulunya disebut sebagai Irian Barat berkembang perspektif seolah-olah Papua berbeda dengan Indonesia.


“Jadi begini, gerakan yang harus dilakukan adalah gerakan penyadaran. Di Papua yang harus diubah ada dua. Pertama mindset, harus diubah pikirannya bahwa Papua bisa maju kalau anda yang majukan. Kedua culture, ada budaya Papua mau uang tapi tidak mau bekerja,” sebutnya.


Sedangkan, Guru Besar Universitas Muslim Indonesia (UMI), La Ode Husen menegaskan, Papua itu merupakan NKRI dan itu sudah menjadi hal yang tak terbantahkan.


“Tidak perlu lagi diperdebatkan, Papua adalah NKRI,” ungkapnya ketika hadir sebagai narasumber. [Democrazy/dtk]

Penulis blog