EKBIS

Jokowi Yakin Ekonomi Digital RI Bakal Merajai Pasar Asia Tenggara, Yan Harahap: Yaelah, Ngurus Pandemi Aja Gak Becus!

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Jokowi Yakin Ekonomi Digital RI Bakal Merajai Pasar Asia Tenggara, Yan Harahap: Yaelah, Ngurus Pandemi Aja Gak Becus!

Jokowi Yakin Ekonomi Digital RI Bakal Merajai Pasar Asia Tenggara, Yan Harahap: Yaelah, Ngurus Pandemi Aja Gak Becus!

DEMOCRAZY.ID - Politisi Partai Demokrat, Yan Harahap kembali menyoroti pernyataan Presiden Joko Widodo.


Jokowi menyampaikan terkait ekonomi Indonesia dalam 10 tahun ke depan.


Menurut Jokowi, Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang cukup menjanjikan di pasar Asia Tenggara.


Mantan Gubernur DKI Jakarta itu merasa optimis ekonomi digital Indonesia akan merajai pasar Asia Tenggara pada tahun 2030.


Sebab sepanjang tahun lalu, menurutnya, nilai transaksi perdagangan dari sektor industri ini mencapai Rp 253 triliun.


Angka tersebut pun diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 330,7 triliun pada tahun 2021 ini.


Pernyataan itu pun sontak mendapat sorotan dari berbagai pihak, salah satunya dari politisi Partai Demokrat, Yan Harahap.


Melalui akun Twitter pribadinya, @YanHarahap mengatakan kinerja Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19 belum lagi beres.


Akan tetapi, Jokowi malah membuat janji baru terkait pertumbuhan ekonomi.


“Ngurusin pandemi aja gak beres, sudah bikin janji baru lagi,” tulis Yan dilansir dari akun Twitter @YanHarahap pada Kamis, 15 Juli 2021.


Kritik Yan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, Indonesia berada di peringkat ke-2 untuk jumlah dan kematian baru.


Hal tersebut berdasarkan update kasus Covid-19 di dunia terbaru per Kamis, 15 Juli 2021 hari ini.


Menurut data Worldometers, secara global, terdapat 189.137.041 orang telah terinfeksi sejak pertama kali ditemukan pada Desember 2019 lalu.


Total kematian akibat pandemi Covid-19 di dunia yakni sebanyak 4.074.067 dan sembuh 172.775.283.


Indonesia pun menempati posisi ke-2 dalam hal penambahan harian kasus Covid-19 setelah Brasil, yakni 54.517 kasus dan kematian bertambah 991 orang. [Democrazy/ttr]

Penulis blog