EKBIS

Terungkap! 20 TKA Masuk Sulsel Ternyata Tak Kantongi 'Izin Kerja' dari Pemerintah Pusat

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
EKBIS
Terungkap! 20 TKA Masuk Sulsel Ternyata Tak Kantongi 'Izin Kerja' dari Pemerintah Pusat

Terungkap! 20 TKA Masuk Sulsel Ternyata Tak Kantongi 'Izin Kerja' dari Pemerintah Pusat

DEMOCRAZY.ID - Stakeholder Relations Manager, Angkasa Pura I, Iwan Risdianto membenarkan adanya kedatangan puluhan tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar untuk membangun smelter di Kabupaten Banteang, Sulawesi Selatan.


"Iya benar, mereka (TKA) kerja kontrak perusahaan untuk (membangun) smelter," kata Iwan, Senin (5/7/2021).


Menurut informasi, 20 pekerja asing asal Tiongkok itu tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin pada Sabtu (3/7) pukul 20.10 Wita dengan menumpangi pesawat Citilink QG-426 dari Jakarta. 


Mereka selanjutnya akan bekerja di PT Huadi Nikel untuk membangun smelter di Kabupaten Bantaeng.


Setiba di bandara, mereka langsung dibawa pihak perusahaan. 


Para TKA tersebut sudah dikarantina dan menjalani pemeriksaan swab atau usap PCR di Jakarta, sebelum tiba di Sulsel.


Secara terpisah, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Sulsel Andi Darmawan Bintang juga membenarkan tentang kedatangan 20 orang TKA asal Tiongkok di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.


Sejauh ini, total tercatat 46 TKA asal Tiongkok telah memasuki Sulsel, termasuk 20 orang yang datang pada Sabtu (3/7), sembilan orang pada 29 Juni, dan 17 orang pada 1 Juli.


"Dua puluh orang pekerja asing yang datang itu rombongan ketiga, totalnya sudah 46 orang," sebutnya.


Kendati demikian, berdasarkan pemeriksaan awal, ke-20 orang tersebut belum mengantongi Izin Mempekerjakan Tenaga Asing (IMTA) dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait.


Walaupun masih dugaan awal, pihaknya akan tetap melakukan pemeriksaan lanjutan bersama imigrasi berkaitan dengan izinnya bekerja PT Huadi Nikel, Kabupaten Bantaeng. 


Para pekerja asing ini menyatakan sudah dikarantina dan dites usap PCR di Jakarta sebelum ke Sulsel.


"Tetap kita lakukan pengawasan, karena itu bagian dari UPT Disnaker di Bulukumba. Koordinasi dengan pihak perusahaan maupun Pemerintah Kabupaten Bantaeng sedang dilakukan guna memastikan tidak ada pelanggaran maupun penyebaran virus COVID-19 dibawa oleh mereka," tambahnya.


Imigrasi Klas I Makassar menyebut para TKA itu masih mendapatkan izin tinggal ujicoba menunggu hasil pemeriksaan Disnakertrans Sulsel.


"Mereka saat ini masih mendapatkan izin tinggal ujicoba menunggu hasil pemeriksaan dari Disnakertrans Sulsel. Saat ini para TKA itu telah berada di Bantaeng," kata Kepala Klas I Makassar, Agus Winarto di kantornya, Makassar, Senin (5/7/2021).


Dia mengatakan Visa yang digunakan puluhan TKA itu masuk ke Indonesia dengan menggunakan Visa yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi. 


Mereka masuk ke Indonesia lewat BandaraSoekarno-Hatta pada 25 Juni 2021 sebelum PPKM Jawa-Bali pada 3 Juli 2021.


"Masih calon tenaga kerja asing yang bekerja di salah satu proyek strategis nasional yang dijalankan oleh PT Huady Nickel Alloy. Kami meyakini bahwa TKA tersebut telah melalui prosedur kesehatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," terangnya.


Jika nantinya, 20 TKA itu tidak lolos dalam pemeriksaan Disnakertrans dan tidak mendapatkan izin kerja, maka pihaknya tidak akan mengeluarkan izin tinggal dan puluhan orang tersebut akan dipulangkan ke negera asalnya.


"Belum bekerja dan belum digaji, kalau uji coba berhasil, maka 1-2 hari mereka akan diajukan ke kementerian tenaga kerja untuk dikeluarkan izin kerja. Setelah mendapatkan izin kerja, setelah kami berikan izin tinggalnya," ucap dia.


Secara keseluruhan, total warga negara asing yang berada di Sulsel berjumlah 198 orang yang tersebar di beberap wilayah di Sulsel. 


Kebanyakan WNA itu berasal dari China. Dia menegaskan belum ada lagi penerbangan langsung internasional yang masuk ke Bandara Sultan Hasanuddin.


"10 Kabupaten dan 1 Kota ada 198 orang. Itu bervariasi ada China ada Amerika, Belanda, Jepang, Korea, macam-macam tenaga kerja yang dominan China," ujar dia. [Democrazy/ktr]

Penulis blog