POLITIK

Tanggapi Keterlibatan Moeldoko dalam Bisnis Ivermectin, Rocky Gerung: Ini Tindakan Penyimpangan Moral, karena Dia Tahu Punya Kekuasaan

DEMOCRAZY.ID
Juli 23, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Tanggapi Keterlibatan Moeldoko dalam Bisnis Ivermectin, Rocky Gerung: Ini Tindakan Penyimpangan Moral, karena Dia Tahu Punya Kekuasaan

Tanggapi Keterlibatan Moeldoko dalam Bisnis Ivermectin, Rocky Gerung: Ini Tindakan Penyimpangan Moral, karena Dia Tahu Punya Kekuasaan

DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung ikut menanggapi keterlibatan putri Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Joanina Novinda Rachma, dalam pusaran bisnis obat Ivermectin.


Keterlibatan tersebut pertama kali diungkap oleh Indonesia Corruption Watch (ICW) pada Kamis (22/7/2021) kemarin.


Dalam keterangannya, ICW menemukan dugaan keterkaitan anggota partai politik, pejabat publik, dan pebisnis dalam penggunaan obat Ivermectin untuk menanggulangi Covid-19.


Sementara, penggunaan Ivermectin sebagai obat Covid-19 sudah ramai diperbincangkan publik dan menjadi polemik sejak Juni lalu.


Menanggapi keterlibatan Moeldoko, Rocky Gerung menyebut tindakannya sebagai moral hazard (penyimpangan moral).


Adapun, moral hazard adalah bentuk konflik kepentingan di antara para penyandang kepentingan, di mana satu pihak akan memperoleh keuntungan dari kerugian pihak lain.


Menurut Rocky, Moeldoko akan mudah melakukan penyimpangan moral lantaran memiliki kekuasaan, yakni jabatannya sebagai Kepala Staf Presiden.


"Moral hazard itu harus kita intip perlahan-lahan dan kita bedakan dengan sifat dari institusi yang melakukan moral hazard."


"Pak Moeldoko ada di situ karena dia punya kekuasaan, dia adalah Kepala Staf Kepresidenan."


"Siapa yang lebih mampu membuat moral hazard? tentu KSP, karena dia punya power (kekuatan) disitu," ungkap Rocky, dikutip dari tayangan Youtube Rocky Gerung Official, Jumat (23/7/2021).


Rocky juga mengungkapkan, masyarakat akan lebih membela dan mempercayai ICW.


Hal itu lantaran ICW tidak memiliki kekuasaan untuk melakukan moral hazard.


"Publik pasti akan membela ICW dan masih menganggap ICW informasinya bisa diandalkan, karena ICW tidak mengandalkan moral hazard, sementara (yang punya) kekuasaan pakai moral hazard," ungkapnya.


Lebih lanjut, Rocky menyebut, pernyataan ICW juga menambah kuat adanya ambisi yang terlihat dari sosok Moeldoko.


Setelah sosoknya hendak mengkudeta Partai Demokrat, kini keterlibatannya dalam pusaran bisnis obat Ivermectin, menambah kuat adanya kepentingan yang ingin diraihnya.


"Nama moeldoko terus ada di ingatan masyarakat sebagai seseorang yang punya ambisi lalu mengkudeta Partai Demokrat."


"Jadi teori ambisi itu masih terus hidup karena belum ada klarifikasi secara hukum maupun secara etis."


"Kalau Pak Moeldoko melakukan hal yang dituduhkan oleh ICW, orang akan hubungkan lagi, kalau begitu Pak Moeldoko sedang kumpulkan kekuatan kapital untuk melakukan apa saja seperti disebut kudeta," jelas Rocky.


Rocky mengingatkan, dalam keadaan darurat Covid-19 seperti saat ini, orang yang memiliki kekuasaan bisa melakukan apapun.


Termasuk mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk meraih keuntungan demi memuaskan kepentingannya sendiri.


"Dalam keadaan Covid-19 seperti ini, orang mengambil kesempatan dari lalu lintas informasi, di dalamnya pasti ada celah untuk ambil keuntungan."


"Dan kekacuan selalu menimbulkan manfaat bagi mereka yang ingin memanfaatkan moral hazard," jelas Rocky. [Democrazy/trb]

Penulis blog