POLITIK

Stafsus Menteri BUMN Tak Setuju Penutupan Akses TKA China, Syafril Sjofyan: Bukti Rezim Jokowi Sudah Dikuasai China!

DEMOCRAZY.ID
Juli 08, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Stafsus Menteri BUMN Tak Setuju Penutupan Akses TKA China, Syafril Sjofyan: Bukti Rezim Jokowi Sudah Dikuasai China!

Stafsus Menteri BUMN Tak Setuju Penutupan Akses TKA China, Syafril Sjofyan: Bukti Rezim Jokowi Sudah Dikuasai China!

DEMOCRAZY.ID - Sekjen Forum Komunikasi Patriot Peduli Bangsa, Syafril Sjofyan menanggapi pernyataan Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga yang tak setuju penutupan akses bagi kedatangan WNA khususnya dari China ke RI.


Menurut Syafril Sjofyan, pernyataan Arya Sinulingga tersebut merupakan bukti bahwa pemerintahan Presiden Jokowi sudah dikuasai China.


“Ucapan Arya Sinulingga sebagai bukti bahwa pemerintah Jokowi sudah di bawah kekuasaan RRC,” ujar Syafril Sjofyan, Kamis 8 Juli 2021.


Lantaran telah dikuasai China, kata Syafril, pemerintahan Jokowi tidak berdaya mengambil keputusan untuk membatasi kedatangan WNA.


Selain itu, Syafril Sjofyan juga menilai Presiden Joko Widodo tak akan berani menolak kedatangan TKA China meski akan banyak pengangguran dan PHK di dalam negeri sekalipun.


Pasalnya, menurut Syafril, Indonesia sudah banyak bergantung pada China mulai dari utang hingga investasi infrastruktur.


“Lihat saja betapa kukuhnya Luhut Binsar Pandjaitan membela, membiarkan dan mengizinkan masuknya TKA China walaupun dalam kondisi darurat kesehatan,” ungkapnya.


Padahal, menurut Syafril Sjofyan semua tokoh bangsa dan ormas besar seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah, bahkan MPR RI telah melayangkan protes terhadap masuknya TKA China di tengah penyebaran melonjaknya kasus Covid-19.


“Bagaikan angin lalu, ini sebagai bukti RRC sudah menjajah Indonesia, minimal rezim ini sudah di bawah kekuasaan RRC,” tegasnya.


Sebelumnya, Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga angkat bicara seputar kedatangan masuknya TKA China ke RI di tengah penerapan PPKM Darurat.


Menurut Arya Sinulingga, publik mesti memahami kalau Indonesia tak bisa sembarang tutup akses bagi warga negara asing yang hendak masuk ke Tanah Air.


“Soal TKA, saya rasa perlu menjawab. Kita harus obyektif. Kita ini tidak bisa melarang negara lain masuk RI, karena negara lain juga tidak melarang orang lain masuk ke negaranya. Kalau melarang, artinya kita tutup sendiri. Nanti hubungan negara kita bisa bahaya,” ujarnya. [Democrazy/trk]

Penulis blog