AGAMA POLITIK

Kemarin Bilang PKS 'Haram' Jadi Pengurus Organisasinya, Kini Petinggi NU DKI Jakarta Ini Malah Sepakat dengan Pernyataan HNW

DEMOCRAZY.ID
Juni 23, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
POLITIK
Kemarin Bilang PKS 'Haram' Jadi Pengurus Organisasinya, Kini Petinggi NU DKI Jakarta Ini Malah Sepakat dengan Pernyataan HNW

Kemarin-Bilang-PKS-Haram-Jadi-Pengurus-Organisasinya-Kini-Petinggi-NU-DKI-Jakarta-Ini-Malah-Sepakat-dengan-Pernyataan-HNW

DEMOCRAZY.ID - Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta, Taufik Damas mendadak sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh politikus pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid (HNW).


Padahal, Taufik sebelumnya sempat 'mengharamkan' alias menutup pintu untuk kader PKS menjadi pengurus NU khususnya di DKI Jakarta.


Dalam sebuah cuitan di akun Twitter miliknya, Taufik mengaku sangat setuju dengan pernyataan HNW.


"Saya sangat setuju dengan bapak ini (HNW). Partai Apapun yang jadikan agama sebagai mainan politik, tenggelamkan, jangan musuh bersama!," tulisnya, dikutip dari akun Twitter @TaufikDamas Rabu, 23 Juni 2021.


Dalam cuitan tersebut, ia sertakan sebuah foto tangkapan layar sebuah artikel berita yang mengutip pertanyaan HNW.


"Hidayat Nur Wahid: Jangan Jadikan Agama Mainan Politik," demikian bunyi narasi dalam foto.


Diketahui, Taufik memang sedang gencar mengkampanyekan penolakan digunakannya agama dalam konteks politik.


Mengutip cuitannya yang lain, ia menegaskan agar masyarakat menenggelamkan siapapun dari partai politik apapun yang menggunakan agama sebagai alat politik.


"Orang dari partai apapun yang menggunakan agama sebagai alat politik, tenggelamkan!...," tulisnya.


Sebelumnya, Taufik dalam salah satu pernyataannya mengungkapkan bahwa NU menutup pintu bagi PKS untuk menjadi pengurus NU.


Hal itu diungkapkannya saat menginformasikan ihwal kepengurusan NU di DKI Jakarta.


"SK pengurus NU Jakarta barusa saja dikeluarkan. Ada beberapa orang japri saya, kenapa si 'A' bisa jadi pengurus NU?," kata Taufik Sabtu, 19 Juni 2021 yang lalu.


Ia menjelaskan bahwa NU merupakan wadah bagi semua orang dan golongan bahkan dari partai politik sekalipun.


"Saya jelaskan bahwa NU adalah melting pot. Siapapun bisa jadi pengurus NU, dari partai apapun ada di dalam NU," papar dia.


Namun, dibalik keterbukaan NU untuk memberikan ruang bagi siapa saja, ia justru memberi pengecualian bagi salah satu partai politik di Indonesia yakni Partai keadilan Sejahtera (PKS).


"Kecuali PKS," katanya.


Lebih lanjut ia mengungkapkan alasan PKS tidak dapat menjadi bagian NU.


"Gak boleh, karena beda ideologi," tegasnya. [Democrazy/gmd]

Penulis blog