AGAMA

Buya Yahya: Jangan Kita Merendahkan atau Bahkan Mencaci Habib karena Kesalahannya!

DEMOCRAZY.ID
April 07, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Buya Yahya: Jangan Kita Merendahkan atau Bahkan Mencaci Habib karena Kesalahannya!

Buya-Yahya-Jangan-Kita-Merendahkan-atau-Bahkan-Mencaci-Habib-karena-Kesalahannya

DEMOCRAZY.ID - Buya Yahya dalam sebuah kesempatan menjawab pertanyaan jamaah soal permasalahan hukum yang menyeret habib.

Buya Yahya menyarankan melihatnya hal tersebut melalui dua sisi berbeda, yakni habib sebagai keturunan nabi dan habib sebagai manusia biasa.


“Kalau memandang mereka, kita harus memandang dengan dua cara pandang. Sebagai manusia, kita lihat, mereka bisa bersalah. Tapi di sisi lain, kita juga harus tetap melihat, mereka itu zuriah Rasulullah,” ujar Buya Yahya di laman Youtube, Rabu (7/4/2021).


Lebih jauh, Buya Yahya menambahkan, habib merupakan gelar istimewa yang tak bisa dimiliki sembarang orang.


Sebab, kata dia, mereka yang mendapat gelar tersebut, tandanya memiliki pertalian keluarga dengan Nabi Muhammad SAW.


Itulah mengapa, jika habib membuat salah, jangan memandang mereka dengan kebencian. Alih-alih marah, lebih baik peringatkan mereka dengan nasehat-nasehat baik.


“Kalau mereka melakukan kesalahan, jangan sampai kita merendahkan kehabibannya. Kadang muncul kebencian di hati kita. Kalau mereka salah, katakan salah sebagai manusia.” kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah itu.


“Tapi jangan dihubungkan dengan istilah habib, karena kalau kita merendahkan habib, kita merendahkan sesuatu yang berhubungan dengan Rasulullah,” sambungnya.


Buya Yahya pun mengingatkan, seandainya habib berbuat salah, maka tegurlah. Namun, jangan menghinanya.


Sebab, kata dia, jika ada umat Islam melakukan hal tersebut, maka Nabi Muhammad SAW enggan memandangnya.


“Kita tegur dia salah. Tapi jangan sampai bilang ‘tuh habib!’, seperti ada kebencian di hati kita dengan keturunan nabi. Hati-hati, nabi tak akan menengok dan melihat kita,” ucapnya.


Buya Yahya memastikan, menegur habib saat berbuat salah bukan perbuatan keliru, melainkan dianjurkan. Sebab, dengan begitu, kita disebut telah mengambil hidayah nabi.


“Kalau beliau salah, tentu kita wajib mengingatkan. Bahkan kewajiban kita mengingatkan beliau, lebih dari kita mengingatkan yang lain. Sebab, kita mengambil hidayah dari kakek beliau, kenapa bisa cucu baginda nabi melakukan salah kok kita diam-diam saja?” ujarnya.


“Tapi jangan sampai kita mencaci, mengolok-olok, merendahkan karena dia habib. Awas, hati-hati itu,” imbuh Buya Yahya. [Democrazy/sra]

Penulis blog