PERISTIWA POLITIK

Tongkat Komando Bung Karno Tidak Kuat Diangkat Pengawal Presiden AS Eisenhower, Kok Bisa?

DEMOCRAZY.ID
Februari 19, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
POLITIK
Tongkat Komando Bung Karno Tidak Kuat Diangkat Pengawal Presiden AS Eisenhower, Kok Bisa?

Tongkat-Komando-Bung-Karno-Tidak-Kuat-Diangkat-Pengawal-Presiden-AS-Eisenhower-Kok-Bisa

DEMOCRAZY.ID - BUNG Karno dikenal oleh masyarakat mempunyai daya “linuwih” dalam sisi spiritual. 

Dalam periode pembuangan di Ende, antara 1934 – 1938, Bung Karno mengkaji Islam dengan sangat dalam.


Dia memesan literatur Islam melalui A. Hassan, seorang ulama Islam terkenal dan tokoh organisasi Persatuan Islam (Persis) Bandung. 


Bung Karno pun berkorespondensi dan berdiskusi tentang Islam dengan Hassan. 


Surat-menyurat ini berlangsung sejak 1 Desember 1934 hingga 17 Oktober 1936.


"Saking mendalamnya pemahaman Bung Karno tentang Islam, saya pribadi tidak ragu berandai-andai, "Jika Bung Karno ditakdirkan sebagai ulama, niscaya akan lahir aliran atah mahzab Sukarno, atau mungkin " Sukarnoiyah," kata Roso Daras, penulis buku "Sukarno, Serpihan Sejarah yang Tercecer."


Ditambahkannya, "Dari sisi paranormal, lebih gemar menyorot kemampuan spiritual Bung Karno, dikaitkan dengan fenomena-fenomena menakjubkan yang melekat pada dirinya. Topik yang tak habis dikupas misalnya seputar tongkat komando Bung Karno, cincin, hingga kopiahnya. "


Benda-benda yang melekat pada sosok Sukarno kadang dilihat dari sisi spiritualitas klenik. 


Bergulir kisah pengawal Presiden AS, Eisenhower yang tidak kuat mengangkat tongkat komando Bung Karno, yang tertinggal di salah satu ruangan di Gedung Putih.


Ada pula kisah kopiah Bung Karno yang memancarkan aura wibawa laksana mahkota raja. 


"Juga cerita seputar cincin Bung Karno yang memiliki kekuatan tertentu, salah satunya adalah kekuatan untuk “dicintai” (atau digilai?) wanita," ucapnya.


Bahkan, ada yang menyoal jimat tertentu yang selalu dibawa Bung Karno. 


Dan jimat itu yang menyelamatkannya dari tujuh kali usaha pembunuhan oleh lawan-lawan politiknya.


Klarifikasi Bung Karno tentang kekuatan-kekuatan magis yang melekat pada dirinya, sesungguhnya cukup jelas. Soal luput dari pembunuhan, misalnya, dia menukas, “Kapan manusia mati, itu Tuhan yang menentukan. Jika saya tidak ditakdirkan mati ditembak, maka saya tidak akan mati karenanya. Dan itu (usaha pembunuhan) tidak membuat saya takut,” ujar Bung Karno.


"Saya pribadi acap ditanya seputar spiritualitas Bung Karno. Jujur, saya gamang bersikap. Mengapa? Pemahaman saya tentang Islam, sama sekali tidak layak untuk menilai keislaman Bung Karno. Sebaliknya, saya juga bukan peminat spiriitual dalam konteks klenik," tandas Roso. [Democrazy/okz]

Penulis blog