DEMOCRAZY.ID
Menurutnya, telah menjadi kebiasaan jika Gus Dur datang ke suatu tempat akan mencari tahu tokoh setempat yang dihormati. Kemudian akan dirunut ayahnya atau kakeknya tokoh itu.
Gus Dur akan ziarah ke makam tokoh setempat tadi. Maka warga sekitar akan menghormati Gus Dur karena menziarahi makam orang yang mereka hormati.
"Selama ini Gus Dur sudah lakukan ribuan ziarah makam. Masuk akal dia dihormati jutaan orang di Indonesia," ucap Adhie Massardi ketika diwawancara beberapa waktu lalu.
Bagi Adi, ritual ziarah makam kaum nahdliyin hal yang menarik.
Setelah Gus Dur menjelaskan, ia baru tahu ternyata menakjubkan karena ziarah kubur dapat menjadi dasar politik praktis.
Dijelaskannya, jika ada kalangan yang menganggap musyrik, Gus Dur mengatakan hal itu hanya di kalangan terpelajar, jumlahnya mereka kecil.
"Gus Dur tidak pernah mendengarkan kata orang, yang menurutnya baik apapun risikonya akan dijalani. Dia adalah orang yang paling konsisten yang pernah saya kenal," ucapnya.
Dia memahami hal itu ketika suatu hari Gus Dur mengajaknya naik kereta api pergi ke Gombong, Kebumen, Jateng.
Perjalanan dari stasiun Kota Jakarta ke Gombong sekitar 7,5 jam. Di gombong hanya 30 menit lalu balik lagi.
“Di situlah saya tanya apa maksudnya ziarah makam? Gus Dur menjelaskan, dia bisa komunikasi dengan yang diziarahi. Yang kedua itu tadi, politik praktis, kedatangan Gus Dur ziarah membuat warga menghormatinya," ucapnya. [Democrazy/okz]
