HEALTH

Angka Kematian Tenaga Medis Indonesia Tertinggi 5 Besar Dunia, IDI Bongkar Penyebabnya

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
HEALTH
Angka Kematian Tenaga Medis Indonesia Tertinggi 5 Besar Dunia, IDI Bongkar Penyebabnya

Angka Kematian Tenaga Medis Indonesia Tertinggi 5 Besar Dunia, IDI Bongkar Penyebabnya
DEMOCRAZY.ID -  Covid-19 atau virus corona hingga saat ini masih melanda sebagian wilayah dunia termasuk Indonesia.

Covid-19 merupakan salah satu virus yang dapat menular lewat udara.


Sejak pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan, termasuk Indonesia.


Selama masa pandemi Covid-19, tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan virus mematikan ini.


Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat ada 504 tenaga kesehatan yang meninggal akibat Covid-19.


Dari jumlah tersebut, daftar tenaga kesehatan dan medis yang wafat yang di antaranya: 237 dokter dan 15 dokter gigi, 171 perawat, 64 bidan, 7 apoteker, 10 tenaga lab medik.


"Angka ini naik hingga lima kali lipat dari awal pandemi," kata salah satu Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.


Adib menyampaikan khusus dokter yang wafat terdiri dari 131 dokter umum di mana 4 di antaranya merupakan guru besar, dan 101 dokter spesialis di mana 9 di antaranya merupakan guru besar, serta 5 residen.


"Keseluruhannya berasal dari 25 IDI Wilayah (provinsi red.) dan 102 IDI Cabang (Kota/Kabupaten red.)," ujar dia.


Adib mengungkapkan kematian tenaga medis dan kesehatan di Indonesia tercatat paling tinggi di Asia dan 5 besar di seluruh dunia.


Pada Desember 2020 menurut Adib, sebanyak 52 dokter tutup usia akibat Covid-19, tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya.


Adib mengatakan kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan ini merupakan salah satu dampak dari akumulasi peningkatan aktivitas dan mobilitas masyarakat.


Seperti berlibur, Pilkada, dan aktivitas berkumpul bersama teman serta keluarga yang tidak serumah.


Meski pemerintah telah menyiapkan vaksin gratis kepada masyarakat Indonesia, Adib mengatakan bukan berarti tindakan itu dapat menjadi obat Covid-19.


Adib pun meminta agar masyarakat tetap menjalankan protokol Kesehatan.


"Vaksin dan vaksinasi adalah upaya yang bersifat preventif dan bukan kuratif," tutur Adib. [Democrazy/pkry]

Penulis blog