POLITIK

Meski Berat, Ahok Berpeluang Kalahkan Anies dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta, Ini Penyebabnya

DEMOCRAZY.ID
April 20, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Meski Berat, Ahok Berpeluang Kalahkan Anies dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta, Ini Penyebabnya

Meski Berat, Ahok Berpeluang Kalahkan Anies dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI Jakarta, Ini Penyebabnya


DEMOCRAZY.ID - Setelah dikabarkan akan duel ketat memperebutkan Pilkada DKI Jakarta, sosok yang muncul selain Ridwan Kamil dan Anies Baswedan yaitu Ahok.


Lantas, seberapa besar peluang menang Ahok jika melawan Ridwan Kamil dan Anies Baswedan?


Seperti diketahui, Ahok yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta itu memiliki kendala.


Sementara, Mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memiliki surat penugasan dari Partai Golkar untuk maju dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024.


Sedangkan, nama Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dimunculkan Partai NasDem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).


Ahok Punya Segmen Loyal Tapi Berat


Direktur Eksekutif Indikator Politik, Burhanuddin Muhtadi menyebutkan nama Ahok menempati peringkat ketiga untuk Pilkada DKI Jakarta 2024.


Ahok berada di bawah Ridwan Kamil yang menempati posisi teratas dan disusul Anies Baswedan.


Rekam jejak Ahok pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Joko Widodo.


Kemudian ia naik sebagai Gubernur DKI Jakarta setelah Joko Widodo terpilih sebagai Presiden RI.


Ahok lalu didampingi Djarot Saiful Hidayat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.


“Ahok itu nomor 3, selalu itu, dia punya segmen pemilih loyal terutama di kalangan etnis Tionghoa dan nonMuslim,” ujar Burhanuddin dalam dialog Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Kamis (18/4/2024).


Burhanuddin mengungkapkan kendala yang bakal dialami Ahok bila maju di Pilkada Jakarta 2024.


“Tetapi juga lagi-lagi ketika dikerucutkan, kan kita punya 35 nama itu, kalau kita kerucutkan suara Ahok tidak bertambah dari pendukung calon yang namanya di soft list, artinya untuk mendapatkan basis pemilih baru berat juga untuk Ahok ini,” ujarnya.


Burhanuddin juga mengatakan dinamika elektoral calon Gubernur DKI Jakarta tidak statis.


Di mana, selisih elektoral para calon Gubernur DKI Jakarta tidak terlalu jauh.


“Dinamika elektoral itu tidak statis, sekarang yang paling tinggi namanya Ridwan Kamil, tapi selisihnya tidak jauh sama Mas Anies dalam margin of error,” ucap Burhanuddin.


Burhanuddin menuturkan dinamika electoral untuk Pilkada Daerah Khusus Jakarta memang sangat tinggi.


Diungkap Burhanuddin, pada peringkat pertama hingga kesembilan dalam survei yang dilakukannya, perolehan angka elektabilitas tidak terlampau jauh.


“Kita mendapati satu fenomena di mana Jakarta itu dinamika elektoralnya sangat tinggi, peringkat pertama, kedua hingga peringkat ke-9 itu selisihnya tidak terlalu jauh,” kata Burhanuddin.


“Jadi masih membuka pintu buat siapapun, karena proses nominasi masih berlangsung hingga bulan Agustus, masih jauh dan yang menarik partai-partai di Jakarta juga tidak ada yang sangat dominan (di Pemilu 2024)," katanya.


Selain itu, Burhanuddin menjelaskan mengenai peluang Menteri Sosial Tri Rismaharini untuk memimpin Jakarta.


Burhanuddin menuturkan elektabilitas Risma untuk Pilkada Jakarta cenderung turun.


“Ibu Risma beberapa waktu lalu termasuk top two ya, jadi termasuk calon yang punya kompetisi elektoral tinggi, tapi belakangan agak turun pesonanya secara elektoral,” kata Burhanuddin.


“Menurunnya terutama sejak menjadi Menteri Sosial, waktu menjadi Wali Kota Surabaya itu elektabilitasnya tertinggi kedua Ibu Risma," tambahnya.


Sumber: TribunTribun

Penulis blog