POLITIK

Balas Jokowi soal Pemimpin Rambut Putih, PKS Banggakan Rekam Jejak Anies

DEMOCRAZY.ID
November 27, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Balas Jokowi soal Pemimpin Rambut Putih, PKS Banggakan Rekam Jejak Anies

Balas Jokowi soal Pemimpin Rambut Putih, PKS Banggakan Rekam Jejak Anies

DEMOCRAZY.ID - PKS menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pemimpin yang memikirkan rakyat banyak keriput dan berambut putih. 


PKS menyebut pemimpin yang bagus itu dinilai dari rekam jejak, bukan tampilan fisik.


"Melihat pemimpin bagus atau tidak itu bukan dari tampilan fisik, tapi dari rekam jejaknya. Kita lihat dari kebijakan-kebijakannya. Kita lihat dari sikap politiknya," kata Juru Bicara PKS Muhammad Kholid saat dihubungi, Minggu (27/11/2022).


Kholid menegaskan penampilan fisik tidak ada kaitannya dengan kemampuan memimpin bangsa. 


Menurutnya, perbedaan model hingga warna rambut merupakan ciri khas setiap orang.


"Tampilan fisik itu tidak ada kaitannya dengan kemampuan dia memimpin bangsa. Rambut hitam, putih, cokelat, keriting, lurus, ikal, itu kan kekhasan setiap orang," ujarnya.


Lebih lanjut, Kholid menyebut pemimpin bisa dinilai dari integritas, komitmen pemberantasan korupsi, keberpihakan pada rakyat, peduli dengan kepentingan rakyat, adil menerapkan kebijakan, hingga meninggalkan kesejahteraan untuk rakyat. 


Dia menilai Jokowi punya penerawangan berbeda soal pemimpin.


"Ya itu menurut saya, kalau Pak Jokowi kan punya penerawangan khusus, makanya warna rambut jadi penting," imbuhnya.


Kemudian, Kholid juga tidak khawatir dengan kode rambut putih dan keriput dari Jokowi yang tidak menggambarkan capres yang rencananya akan didukung PKS, Anies Baswedan. 


Dia justru membeberkan Anies Baswedan punya rekam jejak yang baik selama memimpin Jakarta.


"Pak Anies punya rekam jejak kepemimpinan, bisa dicek di Jakarta. Kepuasan publik Jakarta tinggi dan banyak prestasi yang ditorehkan," tuturnya.


"Poinnya bukan di situ (penting tidaknya kode Jokowi). Ini kan justru menurunkan wibawa beliau dari level pemimpin bangsa dan negara menjadi sekedar endorser kandidat," lanjut dia. [Democrazy/detik]

Penulis blog