POLITIK

Surat Terbuka Untuk Megawati dan Puan Maharani, Isinya Menggetarkan!

DEMOCRAZY.ID
Oktober 02, 2022
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Surat Terbuka Untuk Megawati dan Puan Maharani, Isinya Menggetarkan!

Surat Terbuka Untuk Megawati dan Puan Maharani, Isinya Menggetarkan!

DEMOCRAZY.ID - PDI Perjuangan menjadi satu-satunya partai politik di Indonesia yang bisa mengusung pasangan kandidat bakal calon presiden dan wakilnya pada Pilpres 2024.


Peluang PDI Perjuangan untuk kembali memenangkan Pemilu dan Pilpres 2024 juga begitu terbuka, pascalengsernya Presiden RI Joko Widodo yang telah menjalankan masa bhaktinya dua periode.


Atas eskalasi yang meningkat dan menyikapi kondisi politik saat ini, Relawan Ganjaris pun meminta PDIP rasional dalam mengambil langkah, menyikapi fenomena dan isu yang menyeruak.


Maka Ganjaris berpandangan perlu mengirimkan surat terbuka untuk Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Puan Maharani.


Penegasan ini meneruskan surat terbuka yang beredar atas nama Biakto yang tersebar di pesan whatsapp, Ketua Satuan Relawan Ganjarist Lampung Achmad Huzairin, menerangkan Megawati merupakan penjaga panji-panji Indonesia yang luar biasa bersama rakyat Indonesia.


Megawati putri proklamator Soekarno yang mempunyai andil besar atas kemerdekaan Indonesia.


Walau pada akhir hayatnya dikhianati dengan keji oleh koleganya sendiri.


"Pak Soekarno memerdekakan Indonesia, ibu Mega yg mengisi nutrisi bangsa ini, walau ibu bukan sendiri juga," ujar Achmad Huzairin, dalam keterangannya, Minggu 2 Oktober 2022.


Megawati sambung Huzairin telah membesarkan partai yang tetap terjaga dan berkiprah begitu kuat dan dipercaya rakyat sebagai partai pemenang pemilu dan mengantarkan kadernya Joko Widodo sebagai presiden.


"Harapan kami sebagai wong cilik, kader PDIP lainnya yang bisa terus mengisi kursi presiden dengan kekuatan tangan ibu dan izin Allah kami yakin hal ini bisa terjadi," imbuhnya. 


Ditambahkan Huzairin, saat ini sedang ramai diskusi dan perdebatan di ranah sosial tentang pertanda akan majunya Puan Maharani sebagai salah satu Bakal Capres 2024.


Semua pendapat sah-sah saja menilai mbak Puan pasti ada pro kontra kadang sampai diluar nalar. 


"Kami salah satu pendukung PDIP walau kadang saya juga gemes saat Bu Mega dan mbak Puan ketus, sampai tukang baso bisa tersinggung. Kemarin juga saat mbak Puan bagi-bagi kaos raut mukanya jutek. Kalau lagi mules ngapain juga kelapangan," papar Huzairin.


"Lagian cuma bagi kaos, kan bisa diminta bisa staff saja. Mungkin kalau bagi-bagi BLT atau uang SPP anak sekolah bolehlah mbak Puan turun, jadi jangan asal turun masak ketua DPR bagi kaos. Masak capres jutek," tuturnya. 


Pro kontra tentang Puan Maharani begitu masif khususnya yang menolak Puan Maharani mencalonkan diri. Ganjarist mencatat ada beberapa alasan mendasar.


1. Elektabilitas Puan Maharani tidak menjanjikan. Hanya 1,7% jauh di bawah Ganjar Pranowo yg terakhir 37,4%.


2. Puan Maharain tidak punya track record di lapangan. "Bagi kaos aja jutek, apalagi ntar belusukan, berat mbak. Jangan maksa meniru AHY-lah, makin memuakkan," tandasnya.


3. Puan Maharani dengan hasil survei di atas sangat sulit melawan Prabowo Subianto dan Anie Baswedan yang ratingnya di tiga besar.


4. Megawati dan Puan Maharani harus realistis melihat itu semua. Jangan berpikir otoriter dan menang-menangan di dalam intern partai.


5. Posisi Ganjar Pranowo pada hasil survei harus di tanggapi dengan hati dan pikiran jernih. Bukan lirih karena keinginan Puan Maharani tak ke sampaian. 


"Banyak ruginya. jangan dengar pembisik yang mengelukan mbak Puan itu jebakan agar Ganjar Pranowo tak diusung, maka mereka mulus mengalahkan mbak Puan," ungkap Huzairin.


Sementara, lanjut dia, lawan tangguh mereka dilumpuhkan sebelum berperang.


"Dan kalau itu terjadi karena ambisi Bu Mega dan mbak Puan maka anda berdua sama saja dengan mereka yang rakus kekuasan. Jangan sampai keturunan Soekarno menjadi cacat akhlak hanya karena mau berkuasa," tandasnya.


"Mungkin saja nanti setelah ini, kalau Tuhan berkehendak siapa yang bisa nolak. Tapi kalau sekarang jangan dululah," imbuhnya.


Jadi negarawan saja sebagai ketua DPR RI, atau nanti jadi ketua MPR, kemudian jadi ketum PDIP agar kaderisasi pemimpin bangsa terus terjaga.


"Dan PDIP sebagai kawah candradimuka, yang melahirkan pemimpin nasionalis yang berkualitas," imbuh Huzairin.


Kondisi di atas, kata dia, adalah real, sehingga diperlukan sikap bijak Megawati dalam mengambil keputusan demi kebaikan Indonesia.


"Soekarno Bapak Bangsa, jangan pula anak dan cucunya tercela karena nafsu berkuasa semata," jelasnya.


Tahun 2024 adalah masa transisi di ujung usia tua orang-orang orba. 


"Makanya mereka akan reborn. Semua itu bisa tidak terjadi kalau PDIP di bawah kendali Bu Megawati bisa menahan diri atas keinginan diri dan mendahulukan NKRI," jelasnya.


"Terima kasih Ibu Mega, mbak Puan, Mohon maaf bila ada yg tidak berkenan," pungkas Huzairin. [Democrazy/DW]

Penulis blog