AGAMA

Tokoh Senior NU: Analogi Menag Yaqut Kesalahan Besar, Kategori Qiyas Fasid!

DEMOCRAZY.ID
Februari 27, 2022
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Tokoh Senior NU: Analogi Menag Yaqut Kesalahan Besar, Kategori Qiyas Fasid!

Tokoh Senior NU: Analogi Menag Yaqut Kesalahan Besar, Kategori Qiyas Fasid!

DEMOCRAZY.ID - Tokoh senior Nahdlatul Ulama (NU) NTB, TGH Hazmi Hamzar, menilai analogi yang dipakai Menag Yaqut merupakan sebuah kesalahan besar. Kategorinya qiyas fasid atau kesalahan analogi.


TGH Hazmi Hamzar meminta Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin menegur dan mengevaluasi Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.


Hal ini terkait ucapan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil yang dinilai membandingkan kumandang azan melalui toa masjid dengan suara gonggongan anjing.


“Ungkapan Menteri Agama yang membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing itu sangat fatal,” TGH Hazmi Hamzar di Mataram, Sabtu (26/2).


Tokoh senior Nahdlatul Ulama (NU) NTB itu menilai analogi yang dipakai Menag Yaqut merupakan sebuah kesalahan besar.


Logika yang digunakan oleh Menag menurutnya adalah kategori qiyas fasid atau kesalahan dalam mengambil analogi.


“Oleh karena karena itu, sangat diharapkan agar Menag segera meminta maaf kepada masyarakat,” tegas Ketua Yayasan Maraqitta’limat Mamben Lombok Timur itu.


Dia menyatakan jika Menag yang akrab disapa dengan panggilan Gus Yaqut tidak segera minta maaf kepada umat Islam, itu akan menjadi masalah besar, bahkan menimbulkan gejolak di masyarakat.


“Sudah pasti seluruh umat Islam tidak akan menerima pernyataan Menag RI tersebut,” ucapnya.


TGH Hazmi juga menyampaikan pesan untuk Presiden Jokowi dan Wapres Kiai Ma’ruf agar segera memberikan teguran keras kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan segera menggantinya.


Dia berharap Presiden Jokowi menunjuk Menag RI yang bisa mengayomi seluruh umat beragama, bukan yang memiliki karakter atau temperamen tinggi.


“Perlu dipikirkan oleh Presiden dan Wapres RI untuk menunjuk Menag RI itu dari kalangan senior yang bijaksana dalam berfikir dan bertindak serta yang memiliki ilmu agama yang mendalam,” ucap Anggota DPRD NTB itu.


Dia pun memperingatkan agar Menag Yaqut ke depan jangan asal dalam menyampaikan ungkapan-ungkapan sehingga menimbulkan keresahan atau gejolak di tengah masyarakat.


Terlebih lagi, ketika maksud dan tujuannya adalah untuk membangun sebuah toleransi maka tidak boleh juga toleransi yang dimaksudkan itu juga menjadi kebablasan. [Democrazy/pojok]

Penulis blog