HUKUM POLITIK

Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak Menuding Anies Baswedan dan Wakilnya Aktif Lakukan KKN

DEMOCRAZY.ID
November 27, 2021
0 Komentar
Beranda
HUKUM
POLITIK
Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak Menuding Anies Baswedan dan Wakilnya Aktif Lakukan KKN

Politikus PDIP Gilbert Simanjuntak Menuding Anies Baswedan dan Wakilnya Aktif Lakukan KKN

DEMOCRAZY.ID - Salah seorang Politisi PDIP, Gilbert Simanjuntak menyebut jika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakilnya Ahmad Riza Patria aktif melakukan praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN). 


Pernyataan itu dilontarkan Gilbert usai  Anies Baswedan dan Riza menyalurkan sejumlah dana hibah pada input komponen Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2022. 


Menurutnya, beberapa pos yang mendapat anggaran dana hibah dipegang oleh keluarga serta kerabat Anies dan Riza.


“Apabila Gubernur dan Wakil Gubernur sebelumnya menjauhi KKN dan pro rakyat maka Gubernur Anies dan Wakilnya menunjukkan dan melakukan secara aktif KKN,” ujar Gilbert pada Jumat 26 November 2021. 


Lebih lanjut, Gilbert menjelaskan jika Anies Baswedan telah memberikan dana hibah sebesar Rp 63 Miliar kepada Fery Farhati yang merupakan istrinya sendiri sebagai bunda PAUD.


Kemudian, Riza juga memberikan anggaran sebesar Rp 480 juta kepada Yayasan milik ayah Ariza yaitu Pondok Karya Pembangunan (PKP). 


Ditambah dana sebesar Rp 900 juta untuk Yayasan Bunda Pintar Indonesia (BPI) milik wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani. 


“Lalu muncullah pasukan siber sebagai bentuk umpan balik yang berbau KKN, dan pembelaan lainnya kepada program Gubernur-Wakil Gubernur tanpa memperdulikan kepentingan masyarakat,” imbuhnya.


Anggota DPRD DKI itu juga menegaskan, bahwa dana hibah adalah milik masyarakat DKI Jakarta, maka seharusnya digunakan untuk kepentingan seluruh rakyat Ibu Kota. 


“Dana hibah tersebut sesungguhnya milik rakyat yang harusnya diprioritaskan untuk kepentingan rakyat. Bentuk KKN tidak selalu berada di ruang hitam putih, sering berada di ruang abu-abu yang hanya dirasakan oleh mereka yang memiliki hati yang bening,” tegasnya. 


“Di sini yang berbicara adalah kepatutan, dan kepantasan. Dalam perguruan tinggi, seorang dosen sangat menghindari yang namanya moral hazard, dan batasannya adalah kesadaran,” sambung Gilbert. 


Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta telah memberi penjelasan soal dana hibah yang didapatkan oleh yayasan milik ayahnya tersebut. 


Riza menjelaskan jika alokasi anggaran untuk yayasan milik bapaknya bukanlah hal baru. 


Melainkan sudah mendapat anggaran setiap tahun sejak gubernur terdahulu, yakni Ali Sadikin. 


“Bantuan untuk PKP itu sudah disiapkan dari zaman Ali Sadikin, Bang Yos bangunannya, lahannya, sudah disiapkan. Dibantu penataan bangunan,” tutur Riza. [Democrazy/terkini]

Penulis blog