DEMOCRAZY.ID - Imam Besar Al Azhar, Sheikh Ahmed Al Tayyeb, menolak seruan penggabungan agama dalam sebuah kepercayaan yang disebut Abrahamisme. Ia menilai seruan itu bertentangan dengan nilai kebebasan berkeyakinan. "Seruan ini, tampaknya, berusaha menggabungkan Yudaisme, Kristen, dan Islam dalam satu agama dengan nama Abrahamisme atau agama Abraham," ujar Al Tayyeb dalam upacara hari jadi lembaga Islam-Coptic di Kairo, dikutip dari Gulf News, Selasa (9/11). "Seruan ini, yang mirip dengan seruan globalisasi, mengakhiri sejarah, etika global, dan lainnya muncul untuk mempromosikan kebersamaan dan persatuan antar-manusia, pun juga menghapus penyebab percekcokan dan konflik." AlTayyeb menilai seruan penggabungan agama ini merampas kebebasan beragama antar-manusia. "Berdasarkan keyakinan agama surgawi kami, kami percaya tidak mungkin bagi manusia untuk setuju pada satu agama, mengingat perbedaan dalam masyarakat seperti warna, keyakinan, pikiran, bahasa, dan bah
DEMOCRAZY.ID - Imam Besar Al Azhar, Sheikh Ahmed Al Tayyeb, menolak seruan penggabungan agama dalam sebuah kepercayaan yang disebut Abrahamisme. Ia menilai seruan itu bertentangan dengan nilai kebebasan berkeyakinan. "Seruan ini, tampaknya, berusaha menggabungkan Yudaisme, Kristen, dan Islam dalam satu agama dengan nama Abrahamisme atau agama Abraham," ujar Al Tayyeb dalam upacara hari jadi lembaga Islam-Coptic di Kairo, dikutip dari Gulf News, Selasa (9/11). "Seruan ini, yang mirip dengan seruan globalisasi, mengakhiri sejarah, etika global, dan lainnya muncul untuk mempromosikan kebersamaan dan persatuan antar-manusia, pun juga menghapus penyebab percekcokan dan konflik." AlTayyeb menilai seruan penggabungan agama ini merampas kebebasan beragama antar-manusia. "Berdasarkan keyakinan agama surgawi kami, kami percaya tidak mungkin bagi manusia untuk setuju pada satu agama, mengingat perbedaan dalam masyarakat seperti warna, keyakinan, pikiran, bahasa, dan bah