DEMOCRAZY.ID - Sekjen Partai Gelora Mahfudz Siddiq menyebutkan kekuatan politik tertentu memanfaatkan sentimen-sentimen keagamaan.dapat mengganggu terhadap konsep "Ummatan Wasathan”. Akibatnya, kata Mahfudz, muncul intervensi kepentingan politik pada agenda-agenda keagamaan. "Contoh ketika Pilpres 2019 lalu, pembelahan politiknya luar biasa. Bahkan, sampai ada perceraian akibat perbedaan pilihan Capres. Jadi pernikahan yang merupakan wahana ibadah dalam Islam, bisa porak poranda akibat pilihan politik. Ini akibat dari politisasi agama," ujar Mahfudz, Jumat, 15 Oktober. Menurut dia, "Ummatan Wasathan" merupakan konsep masyarakat harmonis, moderat dan berdiri di tengah-tengah sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Dia menyebutkan ada dua esensi tentang "Ummatan Wasathan", yang pertama adalah kebaikan atau Al Khairiyah. Dan yang kedua adalah prinsip keadilan atau keseimbangan. "Jadi bila mau membangun masyarakat yang 'Ummatan Wasathan',
DEMOCRAZY.ID - Sekjen Partai Gelora Mahfudz Siddiq menyebutkan kekuatan politik tertentu memanfaatkan sentimen-sentimen keagamaan.dapat mengganggu terhadap konsep "Ummatan Wasathan”. Akibatnya, kata Mahfudz, muncul intervensi kepentingan politik pada agenda-agenda keagamaan. "Contoh ketika Pilpres 2019 lalu, pembelahan politiknya luar biasa. Bahkan, sampai ada perceraian akibat perbedaan pilihan Capres. Jadi pernikahan yang merupakan wahana ibadah dalam Islam, bisa porak poranda akibat pilihan politik. Ini akibat dari politisasi agama," ujar Mahfudz, Jumat, 15 Oktober. Menurut dia, "Ummatan Wasathan" merupakan konsep masyarakat harmonis, moderat dan berdiri di tengah-tengah sehingga dapat diterima oleh semua pihak. Dia menyebutkan ada dua esensi tentang "Ummatan Wasathan", yang pertama adalah kebaikan atau Al Khairiyah. Dan yang kedua adalah prinsip keadilan atau keseimbangan. "Jadi bila mau membangun masyarakat yang 'Ummatan Wasathan',