DEMOCRAZY.ID - Kepala Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri Irjen Martinus Hukom tak ingin upaya penindakan terorisme disandingkan dengan agama-agama tertentu, terutama Islam. Ia beranggapan bahwa kasus-kasus terorisme yang ditindak oleh Densus 88 murni sebagai bentuk pelanggaran hukum menurut aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. "Saya tidak akan menggeser pernyataan atau istilah terorisme atau teroris ditempelkan dengan Islam, dengan agama. Karena kalau kita menempel itu, artinya kita menstigma seluruh komunitas yang punya agama yang sama," kata Martinus dalam wawancara dengan jurnalis Karni Ilyas sebagaimana diunggah dalam akun youtube Karni Ilyas Club, Kamis (14/10). Hukom menyebutkan bahwa terdapat juga sejumlah pengungkapan kasus-kasus terorisme yang dilakukan oleh pelaku yang bukan beragama Islam. Oleh sebab itu, kata dia, agama tak selalu menjadi patokan terorisme di Indonesia. Jenderal bintang dua itu menyebutkan bahwa penegakan hukum yang
DEMOCRAZY.ID - Kepala Detasemen Khusus atau Densus 88 Antiteror Polri Irjen Martinus Hukom tak ingin upaya penindakan terorisme disandingkan dengan agama-agama tertentu, terutama Islam. Ia beranggapan bahwa kasus-kasus terorisme yang ditindak oleh Densus 88 murni sebagai bentuk pelanggaran hukum menurut aturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. "Saya tidak akan menggeser pernyataan atau istilah terorisme atau teroris ditempelkan dengan Islam, dengan agama. Karena kalau kita menempel itu, artinya kita menstigma seluruh komunitas yang punya agama yang sama," kata Martinus dalam wawancara dengan jurnalis Karni Ilyas sebagaimana diunggah dalam akun youtube Karni Ilyas Club, Kamis (14/10). Hukom menyebutkan bahwa terdapat juga sejumlah pengungkapan kasus-kasus terorisme yang dilakukan oleh pelaku yang bukan beragama Islam. Oleh sebab itu, kata dia, agama tak selalu menjadi patokan terorisme di Indonesia. Jenderal bintang dua itu menyebutkan bahwa penegakan hukum yang