AGAMA

Diyakini Keturunan ke-19 Nabi Muhammad SAW & Leluhur Para Wali Nusantara, Makam Ini Pernah Dua Kali Didatangi Gus Dur

DEMOCRAZY.ID
Oktober 18, 2021
0 Komentar
Beranda
AGAMA
Diyakini Keturunan ke-19 Nabi Muhammad SAW & Leluhur Para Wali Nusantara, Makam Ini Pernah Dua Kali Didatangi Gus Dur

Diyakini Keturunan ke-19 Nabi Muhammad SAW & Leluhur Para Wali Nusantara, Makam Ini Pernah Dua Kali Didatangi Gus Dur

DEMOCRAZY.ID - Mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dua kali ziarah ke Makam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini yang berada dalam lingkungan Masjid Kuno Tosora Kabupaten Wajo. Sosok Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini diyakini salah satu leluhur para wali penyebar agama di nusantara.


Siapa sebenarnya penyebar Islam pertama di Sulsel? Para sejarawan akan memberi jawaban yang berbeda.


Umumnya, mereka merujuk pada kedatangan tiga ulama asal Minangkabau yaitu Datuk ri Bandang, Datuk Patimang, dan Datuk Ditiro, tahun 1602 M.


Sesungguhnya, jauh sebelum kedatangan ketiga ulama tersebut, sejumlah masyarakat di Sulsel telah memeluk Islam. Dalam Lontara Suqkuna Wajo, disebutkan bahwa pada tahun 1300-an, masyarakat di Wajo dan sekitarnya, sudah mengenal keyakinan tentang Dewata Sewwae, yang berarti Tuhan itu satu.


Diyakini, ajaran tentang keyakinan bahwa Tuhan itu satu merupakan buah dari syiar Islam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini, yang merupakan keturunan ke-19 Nabi Muhammad, SAW. Syekh Jamaluddin juga merupakan kakek para Wali Songo yang terkenal sebagai penyebar Islam di seantero Jawa.


Diyakini Keturunan ke-19 Nabi Muhammad SAW & Leluhur Para Wali Nusantara, Makam Ini Pernah Dua Kali Didatangi Gus Dur

Di jazirah Sulawesi, Syekh Jamaluddin-lah yang dapat ditelusuri jejaknya sebagai penyebar Islam paling pertama.


Masih dalam Lontara Suqkuna Wajo, ditulis bahwa Puangnge di Lampulungeng tak lain adalah Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini. Lampulungeng adalah sebuah kawasan danau di Wajo, yang dihuni warga setempat dan pendatang, sebelum adanya Kerajaan Wajo.


“Jejak lainnya yang bisa ditelusuri tentang keberadaan Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini pada 1320 M yakni adanya Makam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini di Tosora, Wajo,” tutur Husnul Fahimah Ilyas dari Balitbang Kemenag.


Syekh Jamaluddin sendiri wafat pada tahun 1453 M. Makam ini ramai dikunjungi peziarah, termasuk Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pernah dua kali mengunjungi makam ini.


Makam Syekh Jamaluddin Akbar Al-Husaini itu berada dalam lingkungan Masjid Kuno Tosora. 


Berdasarkan penelitian Balitbang Kementerian Agama Makassar dan diperkuat Balai Pelestarian Cagar Budaya Sulsel, makam dan masjid Tosora menunjukkan artefak seusia dengan keberadaan Syekh Jamaluddin di Tosora.


Gus Dur Ziarah


Akhir Januari 1989 pukul 08.00 pagi, menaiki mobil mini bus DPRD Sulsel, kami berangkat ke Wajo untuk berziarah ke makam Sayyid Jamaluddin al Akbari al Husaini yang wafat pada tahun 1310 dimakamkan berdampingan dengan Raja Tosora Lamaddusila di Tosora (situs purbakala), Sayyid Jamaluddin adalah nenek para wali songo di Jawa.


Menurut Gus Dur, ia mendapat pesan dari neneknya Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, supaya menziarahi 27 makam Wali di Indonesia.


Sekitar pukul 11.00 kami tiba disuatu desa sekitar 4 km sebelum sampai ke lokasi makam, jembatan desa terputus yang tidak bisa dilalui kendaraan.


Diyakini Keturunan ke-19 Nabi Muhammad SAW & Leluhur Para Wali Nusantara, Makam Ini Pernah Dua Kali Didatangi Gus Dur

Gus Dur mengatakan, “Rupanya Almarhum belum berkenan diziarahi.” 


Gus Dur berceritera bahwa juga pernah ada makam seorang Wali di Semarang, 5 kali baru bisa tembus mencapai makam wali tersebut. Akhirnya, Gus Dur meminta kepada yang hadir untuk mendoakan di sini saja sambil menunjuk jembatan yang putus.


Kami yang mengantar Gus Dur, antara lain Sayyid Abu Bakar Alatas, Idris Nashir, Muhamad Abduh, Pengurus Cabang NU Wajo berkumpul ditengah persawaahan duduk melingkar sambil berdoa dan mengirimkan bacaan Al Fatihah. Doa dipimpin oleh Sayyid Abu Bakar Alatas. Gus Dur berjanji akan datang lagi secara incognito (tidak resmi).


Belakangan saya ketahui telah datang secara diam-diam dan berdua dengan Habib Abubakar Alatas, Gus Dur telah menziarahi beberapa makam wali di Sulsel seperti makam Syech Yusuf al Khalawatiyah al Makassari di Gowa, Makam Syekh Jamaluddin al Akbari al Husaini di Tosora Kabupaten Wajo, makam Syekh Datok Ri Bandang dan Makam Pangerang Diponegoro di Makassar, makam Tuan Bojodi Kajuara Bone, makam Kareng Lolo Bayo Sanrabone Takalar.


Pada suatu waktu saya menemui Gus Dur di kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, menyampaikan niat saya untuk menyelenggarakan Haul dan tahlilan untuk almarhum Sayyid Jamaluddin Al Akbari al Huseini dan Syech Yusuf Al Halwati di Gowa. Gus Dur mendukung dan bersedia mencarikan sponsor.


Niat untuk mengadakan Haul dan tahlilan ini kemudian saya konsultasikan pada M. Parawansyah, Sekretaris Provinsi Sulsel di Kantor Gubernur.


Dari almarhum KHS Jamaluddin Puang Ramma, mendapat informasi bahwa 42 orang ulama dan kiai dari Jawa Timur setelah memperoleh informasi dari Gus Dur, dengan mencharter pesawat terbang Fokker 28 mereka ke Makassar menginap di Syahid Hotel datang memui beliau di jalan Baji Bicara 7 Makassar.


Mereka semua mengaku sebagai keturunan Sayyid Jamaluddin al Akbari al Huseini nenek para Wali Songo di Jawa. Mereka bermaksud menziarahi makam beliau di Tosora. [Democrazy/fajar]

Penulis blog