DEMOCRAZY.ID - Kapal-kapal China dilaporkan membuang limbah dan kotoran manusia selama bertahun-tahun di perairan Laut China Selatan. Kepala perusahaan teknologi kecerdasan buatan untuk analisis citra satelit, Simularity Inc,LizzDerr mengatakan selama lima tahun ini kotoran manusia dan limbah menumpuk sehingga merusak terumbu karang di wilayah Spratly, tempat kapal-kapal penangkap ikan China berlabuh. "Ketika kapal tidak bergerak, kotoran menumpuk," kata Derr, seperti dikutip dari Associated Press, Senin (12/7). "Ratusan kapal yang berlabuh di Spratly membuang limbah mentah ke terumbu yang mereka tempati." Media Filipina melaporkan, pada 17 Juni setidaknya 236 kapal terlihat di atol atau Union Banks. Derr memperingatkan kumpulan ikan, termasuk tuna yang bermigrasi, berkembang biak di terumbu karang yang rusak dan dapat menyebabkan penurunan stok di daerah lepas pantai yang merupakan sumber makanan utama kawasan. "Ini adalah malapetaka dengan proporsi yang
DEMOCRAZY.ID - Kapal-kapal China dilaporkan membuang limbah dan kotoran manusia selama bertahun-tahun di perairan Laut China Selatan. Kepala perusahaan teknologi kecerdasan buatan untuk analisis citra satelit, Simularity Inc,LizzDerr mengatakan selama lima tahun ini kotoran manusia dan limbah menumpuk sehingga merusak terumbu karang di wilayah Spratly, tempat kapal-kapal penangkap ikan China berlabuh. "Ketika kapal tidak bergerak, kotoran menumpuk," kata Derr, seperti dikutip dari Associated Press, Senin (12/7). "Ratusan kapal yang berlabuh di Spratly membuang limbah mentah ke terumbu yang mereka tempati." Media Filipina melaporkan, pada 17 Juni setidaknya 236 kapal terlihat di atol atau Union Banks. Derr memperingatkan kumpulan ikan, termasuk tuna yang bermigrasi, berkembang biak di terumbu karang yang rusak dan dapat menyebabkan penurunan stok di daerah lepas pantai yang merupakan sumber makanan utama kawasan. "Ini adalah malapetaka dengan proporsi yang