DEMOCRAZY.ID - Pandu Riono, seorang epidemiolog Universitas Indonesia (UI) merasa curiga dan heran soal vaksin Covid-19 yang pada awalnya gratis namun kini jadi berbayar. Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono berbicara tentang vaksin yang sekarang dijual kepada individu. Dia bertanya-tanya mengapa kondisi seperti itu bisa terjadi. Padahal, warga negara seharusnya memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses vaksin gratis. Menurut Pandu, sifat vaksin yang sebenarnya adalah mudah didapat dan tidak perlu membayar. Ia justru menduga penjualan vaksin Sinopharm itu karena faktor tertentu. “Vaksin Gotong Royong kan ternyata lamban, jangan-jangan vaksin Gotong Royong nya gagal, sehingga banyak vaksin dilempar ke individual,” tutur Pandu Riono, sebagaimana dikutip dari YouTube TVOneNews. Seharusnya, katanya, lebih masuk akal jika semua orang Indonesia menjadi anggota BPJS. Dengan demikian, pembayaran vaksin akan dilakukan melalui BPJS, dimana masyarakat juga diajak membayar
DEMOCRAZY.ID - Pandu Riono, seorang epidemiolog Universitas Indonesia (UI) merasa curiga dan heran soal vaksin Covid-19 yang pada awalnya gratis namun kini jadi berbayar. Ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono berbicara tentang vaksin yang sekarang dijual kepada individu. Dia bertanya-tanya mengapa kondisi seperti itu bisa terjadi. Padahal, warga negara seharusnya memiliki hak yang sama untuk mendapatkan akses vaksin gratis. Menurut Pandu, sifat vaksin yang sebenarnya adalah mudah didapat dan tidak perlu membayar. Ia justru menduga penjualan vaksin Sinopharm itu karena faktor tertentu. “Vaksin Gotong Royong kan ternyata lamban, jangan-jangan vaksin Gotong Royong nya gagal, sehingga banyak vaksin dilempar ke individual,” tutur Pandu Riono, sebagaimana dikutip dari YouTube TVOneNews. Seharusnya, katanya, lebih masuk akal jika semua orang Indonesia menjadi anggota BPJS. Dengan demikian, pembayaran vaksin akan dilakukan melalui BPJS, dimana masyarakat juga diajak membayar