DEMOCRAZY.ID - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am mengatakan bahwa penyebutan muazin sebagai orang yang menyerukan dan mengajak salat dalam prosesi Salat Iduladha tak ada masalah dari sisi agama Islam. Hal itu ia sampaikan untuk merespons cuitan Presiden Jokowi menyebut ada muazin dalam pelaksanaan Salat Id di Istana Bogor saat Idul Adha. "Jadi dalam konteks ibadah Salat Id, muazin yang disebutkan itu orang yang menyeru untuk mengajak melakukan salat Id. Jadi, nggak masalah dari sisi agama," kata Asrorun dalam keterangan resminya yang sudah dikonfirmasi, Kamis (22/7). Asrorun menyatakan arti dari muazin yang dimaksud Jokowi adalah seseorang yang menyerukan. Dalam konteks Salat Idul Adha, Ia mengatakan seorang muazin bertugas menyerukan salat Iduladha dimulai. Bukan mengumandangkan azan sebagaimana dipahami banyak masyarakat. Asrorun mengatakan bahwa dalam tradisi Indonesia, muazin secara harfiah biasa juga dikenal dengan istilah bilal. Namun, ia mengataka
DEMOCRAZY.ID - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni'am mengatakan bahwa penyebutan muazin sebagai orang yang menyerukan dan mengajak salat dalam prosesi Salat Iduladha tak ada masalah dari sisi agama Islam. Hal itu ia sampaikan untuk merespons cuitan Presiden Jokowi menyebut ada muazin dalam pelaksanaan Salat Id di Istana Bogor saat Idul Adha. "Jadi dalam konteks ibadah Salat Id, muazin yang disebutkan itu orang yang menyeru untuk mengajak melakukan salat Id. Jadi, nggak masalah dari sisi agama," kata Asrorun dalam keterangan resminya yang sudah dikonfirmasi, Kamis (22/7). Asrorun menyatakan arti dari muazin yang dimaksud Jokowi adalah seseorang yang menyerukan. Dalam konteks Salat Idul Adha, Ia mengatakan seorang muazin bertugas menyerukan salat Iduladha dimulai. Bukan mengumandangkan azan sebagaimana dipahami banyak masyarakat. Asrorun mengatakan bahwa dalam tradisi Indonesia, muazin secara harfiah biasa juga dikenal dengan istilah bilal. Namun, ia mengataka