DEMOCRAZY.ID - Keributan perkara sebutan 'otak sungsang' yang disebutkan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada Busyro Muqoddas berujung panjang. Partai Gerindra menyarankan sebaiknya Ngabalin dan Busyro meredakan ketegangan. "Baiknya Pak Ngabalin dan Pak Busyro redakan ketegangan agar dialog yang solutif soal nasib 75 karyawan KPK bisa membawa hasil yang maksimal. Istilah anak Betawi, hati boleh panas tetapi kepala harus tetap adem," kata juru bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, kepada wartawan, Sabtu (15/5/2021). Habiburokhman menilai Ngabalin terlalu keras dalam melempar kritik, bahkan dengan sebutan yang kurang etis. Sedangkan Busyro, menurut dia, perlu meluruskan pernyataannya yang menyebut KPK tamat di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Pernyataan Pak Ali Mochtar Ngabalin terlalu keras, bahkan kasar, dengan memakai istilah yang kurang etis. Namun sebaliknya pernyataan Pak Busyro juga perlu diluruskan, KPK sama sekali b
DEMOCRAZY.ID - Keributan perkara sebutan 'otak sungsang' yang disebutkan Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin kepada Busyro Muqoddas berujung panjang. Partai Gerindra menyarankan sebaiknya Ngabalin dan Busyro meredakan ketegangan. "Baiknya Pak Ngabalin dan Pak Busyro redakan ketegangan agar dialog yang solutif soal nasib 75 karyawan KPK bisa membawa hasil yang maksimal. Istilah anak Betawi, hati boleh panas tetapi kepala harus tetap adem," kata juru bicara Partai Gerindra, Habiburokhman, kepada wartawan, Sabtu (15/5/2021). Habiburokhman menilai Ngabalin terlalu keras dalam melempar kritik, bahkan dengan sebutan yang kurang etis. Sedangkan Busyro, menurut dia, perlu meluruskan pernyataannya yang menyebut KPK tamat di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi). "Pernyataan Pak Ali Mochtar Ngabalin terlalu keras, bahkan kasar, dengan memakai istilah yang kurang etis. Namun sebaliknya pernyataan Pak Busyro juga perlu diluruskan, KPK sama sekali b