DEMOCRAZY.ID - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengaku mendapat teror melalui pesan singkat dan panggilan telepon tak lama setelah terjadi penembakan anggota polisi terhadap Laskar FPI di Jalan tol Jakarta-Cikampek KM50 pada akhir tahun lalu. Dia menerangkan bahwa kebanyakan dari penyebar teror itu menggunakan metode spam chat dengan bot aplikasi labalabi. Kebanyakan pesan tersebut berisi ancaman akan membunuh dirinya. "Kemarin nama saya di-blow up, nomor saya di-blow up di situ. Mereka me-labalabi saya, saya di labalabi ratusan teror ke saya melalui labalabi by Whatsapp atau telepon gelap. Intinya mau membunuh saya," kata Wawan dalam sebuah diskusi webinar secara virtual pada Selasa (30/3). Dia mengatakan bahwa pesan yang diterima dirinya itu seringkali membuat handphone miliknya menjadi hang dan tidak berfungsi. Wawan mengaku mendapat hingga 4.500 pesan ancaman tersebut. Kesulitan untuk melacak penyebar pesan itu pun masih ditemui lantaran men
DEMOCRAZY.ID - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto mengaku mendapat teror melalui pesan singkat dan panggilan telepon tak lama setelah terjadi penembakan anggota polisi terhadap Laskar FPI di Jalan tol Jakarta-Cikampek KM50 pada akhir tahun lalu. Dia menerangkan bahwa kebanyakan dari penyebar teror itu menggunakan metode spam chat dengan bot aplikasi labalabi. Kebanyakan pesan tersebut berisi ancaman akan membunuh dirinya. "Kemarin nama saya di-blow up, nomor saya di-blow up di situ. Mereka me-labalabi saya, saya di labalabi ratusan teror ke saya melalui labalabi by Whatsapp atau telepon gelap. Intinya mau membunuh saya," kata Wawan dalam sebuah diskusi webinar secara virtual pada Selasa (30/3). Dia mengatakan bahwa pesan yang diterima dirinya itu seringkali membuat handphone miliknya menjadi hang dan tidak berfungsi. Wawan mengaku mendapat hingga 4.500 pesan ancaman tersebut. Kesulitan untuk melacak penyebar pesan itu pun masih ditemui lantaran men