PERISTIWA

Kisah Wan Sehan, Habib ‘Sakti’ yang Beli Fortuner Pakai Daun

DEMOCRAZY.ID
Maret 04, 2021
0 Komentar
Beranda
PERISTIWA
Kisah Wan Sehan, Habib ‘Sakti’ yang Beli Fortuner Pakai Daun

Kisah-Wan-Sehan-Habib-Sakti-yang-Beli-Fortuner-Pakai-Daun

DEMOCRAZY.ID - Pernah dengar nama Habib Syaikhon? Ia sering dijuluki dengan Wan Sehan. Sosoknya sering disebut sebagai habib sakti yang nyeleneh.

Nama Wan Sehan belakangan dikenal karena mendatangi kediaman Ahmad Dhani beberapa waktu lalu. 


Yang menarik dari sosok Habib Syaikhon adalah keIakuannya yang tergolong aneh dan ganjil.


Salah satu kisah yang banyak diceritakan soal Habib Syaikhon adalah ketika ia menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada saat Mahalul qiyam sedang berlangsung.


Kala itu diceritakan Habib Syaikhon hanya duduk dan nampak asyik makan. Ia mengacak-acak hidangan yang ada di hadapannya. 


Para jemaah yang mengerti dan memahami beliau tentu mendiamkannya saja dan tak ada yang menegurnya.


Yang lebih mengherankan lagi, sewaktu adzan magrib berkumandang, Habib Syaikhon membawa gitar dan teriak-teriak tepat di depan musala.


Ini dilakukannya pada saat jamaah akan melangsungkan solat maghrib. 


Kelakuannya membuat marah sang Marbot Musala. Dengan lantang sang Marbot mencaci-maki Habib Syaikhon habis-habisan.


Akan tetapi Habib Syaikhon malah menjepit leher Marbot tersebut dan dibenamkan ke dalam ketiaknya. Tiba-tiba marbot tersebut menangis sambil mengatakan, “Saya lihat Mekkah. Saya lihat Ka’bah.” Sang Marbot pun kemudian meminta maaf.


DIlansir laman malangtimes, Habib Syaikhon merupakan salah satu waliyullah majdub yang ada di tanah Jawa. 


Wali Majdub adalah salah satu tingkatan wali yang memiliki sifat jadzb atau ‘nyeleneh’.


Dalam kehidupannya, Habib Syaikhon sering menghilang dan hidup berpindah-pindah. Berikut ini 5 cerita viral sola Habib Syaikhon atau Wan Sehan yang beredar di masyarakat:


Beli Mobil Pakai Daun



Salah satu cerita tentang hal unik dari Habib Syaikhon dikisahkan oleh Ustaz Jaka Tingkir.


Pernah suatu hari Wan Sehan menghadiri acara Maulid Nabi di masjid Nurussalam di samping rumah Ustaz Jaka Tingkir.


Selesai acara, Ustaz Jaka Tingkir dipanggil oleh Habib Syaikhon diminta untuk mengambil daun dan memasukkannya ke dalam koper.


Oleh Habib Syaikhon, Ustaz Jaka Tingkir kemudian disuruh untuk membeli mobil Toyota Fortuner berwarna putih menggunakan daun dalam koper tersebut.


Hal itu tentu membuat Ustaz Jaka Tingkir heran dan bertanya-tanya, membeli mobil baru pakai daun?


Meski begitu Ustaz Jaka Tingkir akhirnya tetap berangkat ke dealer untuk membeli mobil yang diminta Habib Syaikhon dengan membawa koper berisi daun tersebut,


Namun siapa menyangka, sesampainya di dealer Ustaz Jaka Tingkir tercengah dengan isi dalam koper.


Bagaimana tidak, koper yang tadinya berisi daun itu tiba-tiba isinya sudah berubah menjadi penuh dengan uang.


Ustaz Jaka Tingkir akhirnya membeli mobil itu dan membawanya pulang ke hadapan Habib Syaikhon.


Habib Syaikhon pun lantas mencorat-coret mobil barunya itu dengan pilox warna-warni.


Orang-orang meyakini ada hikmah di balik tindakan Wan Sehan itu. Di antaranya agar menghilangkan rasa bangga akan duniawi.


Wan Sehan juga beberapa kali diketahui mencorat-coret mobil milik orang lain, di mana pemilik mobil justru senang dengan hal itu.


Tiba-tiba Hadir di Acara Maulid


Suatu ketika, sebut saja si A bersama dengan jamaah lainnya akan berangkat ke acara maulid nabi.


Ia bertemu dengan Habib Syaikhon dan lantas menyapanya serta mengajaknya untuk ikut berangkat ke acara maulid tersebut.


“Habib, ayo kita ke Maulid, nanti kemalaman,” ujarnya.


Habib Syaikhon justru menjawab ajakan itu dengan marah-marah. 


”Sudah sana berangkat! Heh Kiai. Ente aja duluan! Nanti ane nyusul. Berisik aja lo!” jawab Habib Syaikhon.


Namun, betapa kagetnya A ketika sampai di majelis melihat Habib Syaikhon sudah ada di sana berjejer di deretan jamaah terdepan bersama para habib dan ulama lainnya.


Si A ini kemudian hanya bisa tersenyum dan geleng-geleng kepala seperti tak habis pikir dengan apa yang dilihatnya barusan.


Habib Syaikhon pun menyalami para jamaah dan memeluk mereka sambil berkata, “Ahlan wa sahlan hehehe. Barokah afwan. Ane sampe duluan ente belakangan. Semuanya ayo, mari tafadhol.”


Datang ke Rumah Seorang Keluarga Miskin


Habib Syaikhon pernah disebutkan pernah tiba-tiba datang ke rumah sebuah keluarga miskin.


Tanpa permisi, ia langsung masuk ke dalam rumah dan langsung menyantap makanan yang ada di meja makan rumah itu.


Sang tuan rumah pun hanya terkejut tanpa berkata apa pun tahu orang asing masuk ke rumahnya.


Usai makan, Habib Syaikhon pamit dan mengucapkan, “Teeerimaksih ya, assalamu’alaikum…”


Namun tak berselang lama, keluarga pedagang kecil itu mendapat rezeki yang tak disangka. Kini mereka bahkan disebutkan telah menjadi pedagang besar.


Banyak yang percaya bahwa seandainya keluarga itu marah pada Habib Syaikhon yang tiba-tiba datang ke rumahnya, mereka tidak akan menjadi seperti saat ini.


Mengambil Es Cendol


Pernah suatu hari seorang penjual es cendol di Madrasah Al Wathoniah Klender, Jakarta Timur, mengalami hal unik dengan Habib Syaikhon.


Habib Syaikhon mengambil segelas es cendol yang dijualnya tanpa permisi dan tanpa membayar.


Penjual es cendol ini hanya bisa geleng-geleng kepala dan tanpa berkomentar apa pun.


Penjual es cendol ini sempat ingin marah, namun ia diberitahu oleh satpam yang mengenal Habib Syaikhon. Penjual es ini lantas membiarkannya.


Hal yang tak terduga terjadi setelahnya, tak berselang lama sekelompok orang yang entah dari mana memborong semua es cendolnya dengan bayaran yang lebih.


Penjual es cendol itu pun tak perlu lagi berjualan hingg larut malam.


Itulah beberapa perilaku Habib Syaikhon yang dianggap nyeleneh namun mendatangkan karamah bagi mereka yang pernah berinteraksi dengannya.


Menurut seorang kerabatnya bernama Sania Ibrahim, dipercaya bahwa untuk dapat bertemu dengan Habib Syechan Al Bahar atau Wan Sehan syaratnya cukup mudah, yasalkan seseorang memiliki niat baik untuk bersilaturahmi.


Keberadaan Habib Syaikhon sendiri diyakini juga sering berpindah-pindah tempat.


Kadang ia berada di makam ayahnya di Masjid Baidho di Lubang Buaya Jakarta Timur, kadang ada di Gang Nangka Bintara 3, Bekasi Barat, Kota Bekasi. [Democrazy/hops]

Penulis blog