DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini mengkritik pembengkakan utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai ribuan triliunan Rupiah. Mirisnya lagi, utang tersebut tak sebanding dengan laba yang disetorkan oleh BUMN terhadap negara. "Sekarang BUMN ini penyerahan labanya kepada pemerintah, utangnya ribuan triliun, setoran labanya itu seupil," ujar Didik dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (24/3). Adapun beberapa BUMN yang memberi laba besar di antaranya adalah BRI Rp11 triliun, Telkom Rp8 triliun dan BNI Rp2 triliun. Sementara itu, Pupuk Indonesia yang mendapat subsidi Rp30 triliun, hanya memberikan laba kepada negara sebesar Rp1 triliun. "Jadi BUMN ini saya kira binatang yang antara diperlukan dan tidak diperlukan. Diperlukannya karena dia mengeksekusi kegiatan ekonomi, tapi beban utangnya sangat banyak,” kata dia. Belum lagi, kata Didik, saat ini ada banyak perusahaan pelat merah yang merugi dan m
DEMOCRAZY.ID - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Didik J Rachbini mengkritik pembengkakan utang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai ribuan triliunan Rupiah. Mirisnya lagi, utang tersebut tak sebanding dengan laba yang disetorkan oleh BUMN terhadap negara. "Sekarang BUMN ini penyerahan labanya kepada pemerintah, utangnya ribuan triliun, setoran labanya itu seupil," ujar Didik dalam diskusi online, Jakarta, Rabu (24/3). Adapun beberapa BUMN yang memberi laba besar di antaranya adalah BRI Rp11 triliun, Telkom Rp8 triliun dan BNI Rp2 triliun. Sementara itu, Pupuk Indonesia yang mendapat subsidi Rp30 triliun, hanya memberikan laba kepada negara sebesar Rp1 triliun. "Jadi BUMN ini saya kira binatang yang antara diperlukan dan tidak diperlukan. Diperlukannya karena dia mengeksekusi kegiatan ekonomi, tapi beban utangnya sangat banyak,” kata dia. Belum lagi, kata Didik, saat ini ada banyak perusahaan pelat merah yang merugi dan m