Rocky Gerung Ungkap Cak Imin Upaya Terakhir Jokowi Singkirkan Anies, Begini Caranya - DEMOCRAZY News
HOT NEWS POLITIK TRENDING

Rocky Gerung Ungkap Cak Imin Upaya Terakhir Jokowi Singkirkan Anies, Begini Caranya

DEMOCRAZY.ID
Maret 13, 2024
0 Komentar
Beranda
HOT NEWS
POLITIK
TRENDING
Rocky Gerung Ungkap Cak Imin Upaya Terakhir Jokowi Singkirkan Anies, Begini Caranya


DEMOCRAZY.ID - Pengamat politik Rocky Gerung mengklaim Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin merupakan upaya terakhir Presiden Joko Widodo (Jokowi) membujuk Demokrat agar membatalkan pencapresan Anies Baswedan.


Pasalnya, menurut Rocky Gerung, tidak ada lagi yang bisa dikirim Jokowi untuk membujuk Demokrat agar tidak melanjutkan pencapresan Anies Baswedan selain Cak Imin.


“Tapi ada satu soal yang saya kira final, yaitu upaya terakhir Jokowi memakai Cak Imin, kan udah nggak ada yang lain, siapa lagi yang dikirim Jokowi untuk bujuk-bujuk Demokrat supaya jangan calonkan Anies,” ungkapnya.


Mulanya Jokowi berharap agar Cak Imin membawa berita baik setelah menjungi Demokrat, namun yang didapat malah sebaliknya. 


“Jadi ini upaya terakhir Jokowi, jadi awalnya Cak Imin jadi messenger of good news gitu ternyata bad news yang dia dapat,” ujarnya.


Lebih lanjut, Rocky Gerung menilai Cak Imin merupakan keunikan politik di Indonesia, karena dari dulu hingga sekarang hanya ingin menjadi wakil presiden.


“Kan Cak Imin ini satu keunikan dalam politik Indonesia, dia mau jadi wakil presiden aja dari dulu kan, walaupun dia disuruh jadi presiden bagi dia ya wakil presiden itu juga semacam pragmatis semua terukur itu,” bebernya.


Pertemuan Cak Imin dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) juga menunjukkan keinginan NasDem, karena dari awal ragu mengusung Anies.


“Jadi kalau dia akhirnya ketemu AHY itu menunjukkan bahwa Nasdem juga sebetulnya akan mengucapkan hal yang sama,” ujarnya dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Kamis (4/5).


“Kan NasDem yang mulai ragu-ragukan, kan kita tahu NasDem tidak sekedar mencalonkan Anies tunggal pada waktu itu, ada tiga yang disebutkan,” tandasnya.


Untuk diketahui, sebelum mendeklarasikan Anies, ada sejumlah tokoh yang menjadi kandidat capres NasDem, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa. 


Rocky Gerung Duga Ada Upaya Jegal Anies Baswedan di Pemilu 2024: Curiga KPU dan Bawaslu Disetir


Pengamat politik Rocky Gerung mempertanyakan wacana Komisi Pemilihan Umum (KPU) terkait pembuatan aturan baru mengenai kampanye dini.


Wacana tersebut muncul setelah safari politik Anies Baswedan di sejumlah daerah menuai protes.


Bahkan, Anies Baswedan sempat dilaporkan lantaran dinilai mencuri start kampanye dalam pemilihan umum (Pemilu) yang baru akan digelar pada 2024 mendatang.


Rocky Gerung menilai, kampanye dini yang dimaksud oleh para pendemo belum memiliki definisi yang jelas.


Selain itu, safari politik dilihatnya sebagai sebuah ajang untuk memperlihatkan kompetensi para kandidat kepada publik.


Terlebih, kata Rocky Gerung, waktu kampanye yang telah disepakati oleh KPU bersama dengan DPR, yaitu selama 75 hari masih belum cukup untuk mengenalkan visi dan misi para calon presiden (Capres) dan calon wakil presiden (Cawapres).


Menurutnya, hal itu berlawanan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menginginkan terselenggaranya Pemilu yang bermutu.


"Apa yang mau diucapkan (dalam kampanye)? Padahal Presiden Jokowi menginginkan Indonesia harus berkampanye yang bermutu tuh, kita ingin Pemilu yang bermutu," kata Rocky Gerung.


Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu juga menyoroti larangan kampanye di perguruan tinggi dan tempat -tempat ibadah.


Padahal, menurutnya kampanye di kedua lokasi tersebut sangat dibutuhkan untuk menguji kemampuan akademik dan moral para kandidat.


"Jadi gak ada rasionalnya, gak ada pembenaran terhadap itu. Kalau kita ingin setiap kandidat mengucapkan visi dan misinya, biarkan dia bicara dimana saja," tegasnya.


"Kalau dia bicara di kampus, itu paling bagus untuk menguji intelektualitasnya. Kalau dia bicara di rumah ibadah, itu untuk menguji etikabilitas, kan itu intinya. Kalau dia datang ke pers, nah lebih bagus untuk melihat kemampuan bahasa tubuh dia untuk berhadapan dengan jurnalis-jurnalis kritis," kata Rocky Gerung menambahkan.


Ia menilai, saat ini tengah terjadi ketidakadilan dalam politik dalam negeri, di mana pemerintah terlihat lebih memihak kepada mereka yang pro Jokowi.


Menurut Rocky Gerung, hal tersebut dapat dilihat melalui konten yang diunggah oleh tokoh politik tertentu di media sosial. Meski demikian, ia enggan menyebutkan secara eksplisit siapa yang dimaksud.


"Jadi prinsip pertama dalam kampanye itu semua boleh kecuali dilarang. Kalau sekarang terbalik, semua dilarang kecuali yang diizinkan," ujarnya.


"Yang diizinkan (berkampanye) adalah kalau dia pro Jokowi, maka silahkan dia kampanye. Di TikTok naik sepeda, sebar-sebar amplop, jadi konyol," sambungnya, dikutip dari kanal YouTube Rocky Gerung Official pada Selasa, 20 Desember 2022.


Pendiri Setara Institut itu pun menduga ada upaya untuk menjegal Anies di Pemilu 2024 mendatang.


Pasalnya, elektabilitas Anies yang terus naik dinilai membuat pihak-pihak tertentu menjadi gelisah.


"Hanya karena gelisah Anies elektabilitasnya naik, jadi kelimpungan semua. Ini konyol," ucapnya.


Upaya untuk Menjegal Anies Baswedan


Mengenai upaya untuk menjegal Anies Baswedan, Rocky Gerung melihat Pemilu 2024 sengaja didesain untuk menghalangi mantan Gubernur DKI Jakarta itu maju sebagai capres.


"Jadi ini Pemilu untuk menghalangi Anies, bukan untuk menyiapkan sarana kompetisi," ucapnya.


Menurutnya, KPU dan Bawaslu telah disetir oleh istana sehingga Pemilu 2024 tidak bermutu.


Ia menilai, seharusnya para kandidat, termasuk Anies Baswedan diizinkan untuk berkampanye di perguruan tinggi agar visi dan misinya diketahui oleh publik.


Rocky Gerung menuturkan, yang diinginkan oleh masyarakat adalah capres dan cawapres yang berkompeten sehingga kampanye di panggung-panggung dangdut atau dengan cara membagikan bingkisan sudah tak lagi relevan.


"Gak ada orang pamer visi dan misi di panggung dangdut atau jalan-jalan lempar-lempar sembako, kan bukan itu yang kita inginkan," ujarnya.


Rocky Gerung mengatakan, pada tahun 2024 mendatang, persoalan yang akan dihadapi akan semakin rumit. Tak hanya permasalahan sosial, politik dan ekonomi, tetapi juga teknologi.


Karena itu, menurutnya pemimpin yang dibutuhkan oleh rakyat adalah pemimpin yang dapat berpikir dan konsepsional.


"Kita ingin pemimpin yang berpikir, yang konsepsional, karena dia akan menghadapi dunia baru yang 2024 mulai (ada) segala macam jenis teknologi baru tumbuh, aspirasi demokrasi ada dimana-mana, soal lingkungan, itu yang penting," tegasnya.


Rocky Gerung pun menyarankan agar capres dan cawapres diberikan waktu di luar jadwal teknis untuk bertemu dengan rakyat. Tujuannya yakni membicarakan ide atau konsep mereka apabila terpilih sebagai pemimpin di Pemilu 2024. [Democrazy/HajiNews]

Penulis blog