Rocky Gerung: Nadiem Penyumbang Kekacauan Pendidikan di Era Jokowi! - DEMOCRAZY News
EDUKASI POLITIK

Rocky Gerung: Nadiem Penyumbang Kekacauan Pendidikan di Era Jokowi!

DEMOCRAZY.ID
Mei 16, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
Rocky Gerung: Nadiem Penyumbang Kekacauan Pendidikan di Era Jokowi!

Rocky Gerung: Nadiem Penyumbang Kekacauan Pendidikan di Era Jokowi!


DEMOCRAZY.ID - Kritikus Rocky Gerung menyebut masalah-masalah yang terjadi di dunia pendidikan, utamanya kenaikan biaya kuliah tak lepas dari kebijakan politik. 


Dia mengatakan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menjadi bagian kekacauan pendidikan hari ini.

 

"Nah Nadiem itu bagian dari kekacaiuan politik Indonesia tuh. Karena dia masuk menjadi menteri yang diangkat Jokowi (Presiden RI Joko Widodo). Kan itu sebetulnya di situ dimulai masalah ini," kata Rocky dalam Indonesia Leaders Talk di YouTube Mardani Ali Sera dikutip Senin, 13 Mei 2024.

 

Menurutnya, Nadiem tidak pas menjabat sebagai menteri pendidikan. Rocky menilai Nadiem lebih tepat mengurus perdagangan.


"Nadiem lebih bagus jadi menteri perdagangan, investasi. Itu juga kekacauan kita dari segi sistem," tutur dia.

 

Rocky berharap pemerintah memiliki kebijakan khusus untuk mendahulukan kepentingan pendidikan. 


Dia mengingatkan jangan sampai pemerintah malah membuat regulasi yang bisa memperparah kondisi pendidikan.

 

"Jangan lagi bikin regulasi yang memperluas hal lain namanya, memperluas nomenklatur kabinet, menambah jumlah provinsi segala macam," tutur dia.


Rocky Gerung: Konstitusi Tak Ajarkan Menaikkan Biaya Pendidikan


Kritikus, Rocky Gerung, mengkritisi kenaikan biaya kuliah di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN). Dia mengatakan hal tersebut tak sejalan dengan amanat konstitusi.

 

"Itu menaikkan uang kuliah, uang sekolah, segala macam kan. Konstitusi kita tidak mengajarkan kenaikan uang kuliah. Harusnya diturunkan uang kuliah itu dalam keadaan apa pun," kata Rocky dalam Indonesia Leaders Talk di YouTube Mardani Ale Sera dikutip Senin, 13 Mei 2024.

 

Rocky menuturkan secara imperatif, amanat konstitusi adalah negara harus mencerdaskan kehidupan bangsa. Karena itu, pendidikan harus mudah dijangkau.


"Kecerdasan bangsa itu tidak ditentukan oleh kurs rupiah terhadap dolar," tegas dia.

 

Dia berharap pemerintah memiliki kebijakan khusus untuk mendahulukan kepentingan pendidikan. 


Rocky mengingatkan pemerintah jangan malah membuat regulasi yang bisa memperparah kondisi pendidikan.

 

"Jangan lagi bikin regulasi yang memperluas hal lain namanya, memperluas nomenklatur kabinet, menambah jumlah provinsi segala macam," tutur dia.


Rata-Rata IQ Anak Indonesia 78, Rocky Gerung: Ing Ngarsa Sung Korupsi, Ing Madya Bangun Dinasti


Akademisi Rocky Gerung menjadi salah satu penceramah dalam acara bertajuk Forum Akal Sehat di Madiun, Selasa (7/5) malam.


Forum diskusi tersebut mengusung tema Polemik Ketidakpastian Sistem Pendidikan di Indonesia.


Rocky Gerung melontarkan banyak kritik dan sindiran terhadap pemerintah karena kurang memprioritaskan pendidikan.


Padahal sesuai amanat konstitusi, negara punya kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.


"Sekarang, seberapa cerdas bangsa ini," kata Rocky Gerung.


Rocky lantas menyebut bahwa rata-rata IQ anak Indonesia 78.


"Sementara kita lihat, Vietnam IQ rata-ratanya 105, sedangkan Singapura 115," beber Rocky Gerung.


Rocky kemudian menukil semboyan terkenal Ki Hajar Dewantara.


"Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangunkarsa, tut wuri handayani, itu idealnya," kata dia.


"Tapi yang terjadi hari ini, ing ngarsa sung korupsi, ing madya bangun dinasti, tut wuri cawe-cawe," sindir Rocky Gerung.


Untuk mendobrak berbagai hal itu, Rocky mengajak para mahasiswa untuk terus menciptakan ide dan saling berbantahan.


Menurut Rocky, Kampus Merdeka yang digagas pemerintah harus dimaknai para sivitas akademika dengan beradu gagasan, kritik, dan argumen secara bebas.


"Bukan merdeka untuk manggut-manggut kepada kekuasaan," ujarnya.


Pasalnya, kata Rocky Gerung, esensi pendidikan ada pada mimbar akademis yang boleh dipakai siapapun untuk mempertahankan dalil akademisnya.


"Mimbar ini milik semua orang. Bahkan mahasiswa tingkat satu juga berhak mengucapkan pikiran dan berbantahan," terang Rocky. "Jegal pikiran supaya tumbuh pikiran baru," pesannya.


Sumber: MetroTV

Penulis blog