Isu AS Danai Penelitian Corona di Wuhan Dibongkar Pakar RI - DEMOCRAZY News
HEALTH

Isu AS Danai Penelitian Corona di Wuhan Dibongkar Pakar RI

DEMOCRAZY.ID
Maret 12, 2024
0 Komentar
Beranda
HEALTH
Isu AS Danai Penelitian Corona di Wuhan Dibongkar Pakar RI

Isu AS Danai Penelitian Corona di Wuhan Dibongkar Pakar RI

DEMOCRAZY.ID - Pakar Biologi Molekuler, Ahmad Rusdan Utomo, menjelaskan soal laporan yang menyebut Amerika Serikat mendanai kegiatan laboratorium di Institut Virologi Wuhan, China, yang dituduh menjadi sumber penyebaran Covid-19.


Menurut Ahmad laporan itu sebenarnya menjelaskan bantuan AS buat penelitian virus SARS sebagai langkah mitigasi.


Ahmad mengatakan sebenarnya dokumen yang dimaksud merupakan sebuah research grant atau penganugerahan penelitian untuk virus SARS.


"Jadi itu research grant, maksudnya bukan bocor. Cuma research grant ini bukan konsumsi publik jadi disalahartikan, soalnya ini ada duitnya berapa, ini juga confidential (rahasia). Apalagi ilmuwan itu enggak pengen idenya dicuri," ujar Ahmad saat dihubungi.


SARS-CoV-1 merupakan virus yang menyebabkan wabah SARS pada 2002. 


Virus ini berbeda dengan SARS-CoV-2 yang saat ini menjadi penyebab Covid-19.


Para peneliti, kata Ahmad, sengaja mencari penyebab bagaimana virus ini bisa menular dari hewan ke manusia. 


Mereka pun menggelar penelitian hingga ke sumber asal para kelelawar yang ada di sejumlah gua di Guangdong, China.


"Saya cari nama-nama peneliti yang terlibat, Daschek, Lee, mereka memulai penelitian, sejak SARS merebak (2002). Untuk mengetahui bagaimana mekanisme lompatnya virus hewan liar bisa masuk ke manusia. Sebab, kalau kita tahu bagaimana mereka loncat, kita bisa tahu mitigasinya lebih cepat," ujar Ahmad.


Ahmad mengatakan dokumen penelitian oleh Institut Virologi Wuhan yang dibuka oleh Amerika Serikat merupakan pemberian dana untuk riset SARS-CoV-1 pada 2014 sampai 2019.


Setelah mendapat dana dari Amerika Serikat, para peneliti mulai melakukan survei. 


Mereka menemukan virus corona virus yang urutannya (sequence) sangat mirip dengan SARS-CoV-1, yang kemudian dinamai WIV-1.


"WIV-1 ini ketika disandingkan sequence dia dengan SARS-CoV-1 itu mirip. Cuma bedanya mereka enggak bisa menimbulkan penyakit di hewan percobaan," ucap Ahmad.


Selain itu terdapat dokumen kedua berupa pemberian dana riset untuk 2020-2025. 


Namun, dana ini tak jadi cair lantaran dijegal Presiden Amerika Serikat saat itu, Donald Trump, akibat pandemi merebak.


Pemberian dana kedua ini, menurut Ahmad, ditujukan buat memperluas penelitian ke kawasan Asia Tenggara dengan tujuan mengatasi wabah serupa SARS kembali terjadi. 


Namun, ternyata pada akhir 2019 wabah yang lebih besar sudah terjadi.


Menurut Ahmad, dokumen penelitian ini sebenarnya bersifat rahasia karena berisi ide-ide orisinil para peneliti virus tersebut. 


Namun, karena kecurigaan publik atas teori kebocoran virus Covid-19 dari laboratorium Institut Virologi Wuhan mencuat, dokumen ini lantas dibuka ke publik.


"Nah tapi karena ada orang awam yang pengen tahu banget ya mereka menuntut ke pengadilan untuk dibuka, ya enggak apa-apa, dan itu dokumennya proposal penelitian yang didanai. Jadi ini yang disebutkan dalam tanda kutip bocor tadi itu, enggak ada dokumen yang lain, hanya itu," ucap Ahmad.


Isu kebocoran virus corona SARS-CoV-2 dari laboratorium Institut Virologi Wuhan terus menjadi perdebatan karena disebut-sebut menjadi tempat awal mula Covid-19 menyebar, akibat penelitian virus corona yang intensif dilakukan di tempat itu sejak 2014.


Dalam dokumen setebal 900 halaman yang didapat The Intercept, lembaga kesehatan EcoHealth Alliance disebut menggunakan uang pemerintah AS untuk melakukan proyek penelitian virus corona SARS-CoV-1.


Proposal penelitian berjudul 'Memahami Risiko Kemunculan Virus Corona Kelelawar' itu menguraikan ambisi EcoHealth Alliance untuk meneliti ribuan sampel kelelawar untuk menciptakan virus corona baru. [Democrazy/cnn]

Penulis blog