Heran Stafsus Menteri BUMN Getol Bela Erick Thohir, Refly Harun: Persoalan Pribadi Kok Dijawab Juru Bicara yang Dibayar Negara! - DEMOCRAZY News
POLITIK

Heran Stafsus Menteri BUMN Getol Bela Erick Thohir, Refly Harun: Persoalan Pribadi Kok Dijawab Juru Bicara yang Dibayar Negara!

DEMOCRAZY.ID
November 04, 2021
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Heran Stafsus Menteri BUMN Getol Bela Erick Thohir, Refly Harun: Persoalan Pribadi Kok Dijawab Juru Bicara yang Dibayar Negara!

Heran Stafsus Menteri BUMN Getol Bela Erick Thohir, Refly Harun: Persoalan Pribadi Kok Dijawab Juru Bicara yang Dibayar Negara!

DEMOCRAZY.ID - Sosok Stafsus Menteri BUMN Arya Sinulingga diketahui getol bela Erick Thohir terkait isu diduga terseret kontroversi kasus bisnis PCR.


Adapun kontroversi yang dimaksud adalah kasus PCR yang belakangan menyebut keterlibatan dua menteri Jokowi, yakni Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri BUMN Erick Thohir.


Menanggapi hal itu, Refly Harun menyayangkan sikap Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga yang belakangan ini getol membela Erick Thohir terkait dugaan keterlibatan dalam kasus PCR.


Refly Harun juga mempertanyakan mengapa staf khusus Menteri BUMN itu terlihat sering mengadvokasi isu kegiatan PCR.


Menurut Refly Harun, tugas Arya Sinulingga adalah menjadi juru bicara Kementerian BUMN, bukan Erick Thohir.


Dilansir dari YouTube Refly Harun, mengingat isu-isu yang beredar bukanlah persoalan yang harus dipastikan Kementerian BUMN.


Maka dari itu seharusnya Arya Sinulingga tidak perlu mati-matian membela Erick Thohir seperti yang dilakukannya belakangan ini.


“Dia jadi juru bicara kementerian atau pribadi. Ini urusan pribadi bukan urusan Kementerian BUMN, soal pribadi kok dijawab juru bicara kementerian yang dibayar Negara,” tutur Refly Harun.


Apalagi saham minoritas sebagai dalih keterlibatan perusahaan PCR, Refly Harun merasa masalah sebenarnya bukan pada angka.


Melainkan tentang keterlibatan mereka yang berkuasa di tengah kebijakan yang mereka rumuskan sendiri.


“Masalahnya adalah soal gestur kepemimpinan. Keterlibatan penguasa di dalam bisnis, yang di mana dirinya terlibat dalam pengambilan keputusan,” kata Refly Harun. [Democrazy/kabes]

Penulis blog