DEMOCRAZY.ID - Melalui Menteri Keuangan, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi pada 2022, yaitu sebesar tujuh hingga delapan persen yang dinilai terlalu optimis dan sulit dicapai. Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Fraksi PKS Hermanto menilai bahwa pemerintah harus realistis dalam merencanakan kerangka ekonomi makro dengan mempertimbangkan faktor utang yang semakin membengkak setiap tahunnya. Merespons usulan APBN 2022 pada Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa, 6 Juli 2021, Hermanto mengungkapkan hal tersebut dalam keterangan tertulisnya. “Pertumbuhan ekonomi tujuh hingga delapan persen sangat sulit tercapai di tengah sumber pembelanjaan APBN yang berasal dari utang akibat kebijakan defisit anggaran,” ucapnya. Anggota Badan Anggaran DPR RI Fraksi PKS itu menyebutkan kemampuan keuangan pemerintah sangat lemah dengan jadwal pembayaran utang yang diliputi ketidakpastian. Oleh karena itu, Indonesia berpotensi masuk dalam debt trap (perangkap utang). Menurutnya, utang merupaka
Utang Indonesia Bisa Jadi 'Batu Sandungan' Bagi Target Pemerintah, F-PKS DPR RI: Beban yang Diwariskan
Maret 12, 2024
0
Komentar
DEMOCRAZY.ID - Melalui Menteri Keuangan, pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi pada 2022, yaitu sebesar tujuh hingga delapan persen yang dinilai terlalu optimis dan sulit dicapai. Anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Fraksi PKS Hermanto menilai bahwa pemerintah harus realistis dalam merencanakan kerangka ekonomi makro dengan mempertimbangkan faktor utang yang semakin membengkak setiap tahunnya. Merespons usulan APBN 2022 pada Rapat Paripurna DPR RI pada Selasa, 6 Juli 2021, Hermanto mengungkapkan hal tersebut dalam keterangan tertulisnya. “Pertumbuhan ekonomi tujuh hingga delapan persen sangat sulit tercapai di tengah sumber pembelanjaan APBN yang berasal dari utang akibat kebijakan defisit anggaran,” ucapnya. Anggota Badan Anggaran DPR RI Fraksi PKS itu menyebutkan kemampuan keuangan pemerintah sangat lemah dengan jadwal pembayaran utang yang diliputi ketidakpastian. Oleh karena itu, Indonesia berpotensi masuk dalam debt trap (perangkap utang). Menurutnya, utang merupaka