Minta Para Kaum Nyinyir Tak Usah Follow Akunnya, Staf Ahli Kominfo Ini Justru Dapat Beragam Balasan Menohok Netizen - DEMOCRAZY News | Berita dan Politik Indonesia

Breaking

logo

Minta Para Kaum Nyinyir Tak Usah Follow Akunnya, Staf Ahli Kominfo Ini Justru Dapat Beragam Balasan Menohok Netizen

Minta Para Kaum Nyinyir Tak Usah Follow Akunnya, Staf Ahli Kominfo Ini Justru Dapat Beragam Balasan Menohok Netizen

Minta Para Kaum Nyinyir Tak Usah Follow Akunnya, Staf Ahli Kominfo Ini Justru Dapat Beragam Balasan Menohok Netizen

DEMOCRAZY.ID - Staff Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Profesor Henry Subiakto meminta orang-orang yang suka dengki dan nyinyir untuk tak mengkuti akun Twitternya.


Henry Subiakto mengatakan bahwa status-statusnya ditujukan kepada orang-orang yang rasional, pandai bersyukur, dan berprasangka baik.


Maka, menurut Guru Besar FISIP UNAIR itu, lebih baik orang tak membaca cuitannya daripada merasa tak nyaman.


“Bagi Anda yang suka iri dengki, jauh dari bersyukur, hingga yang hobi nyinyir, mending tidak usah follow saya, dan tidak perlu baca twit-twit saya, daripada tidak nyaman,” katanya melalui akun Twitter Henrysubiakto pada Sabtu, 3 Juli 2021.


“Sebab status-status ini saya tujukan untuk meraka yang rasional, pandai bersyukur, dan khusnudzon, bukan untuk yang sebaliknya,” sambungnya.


Akan tetapi, permintaan Henry Subiakto itu justru disambut dengan sindiran menohok oleh banyak netizen.


Minta Para Kaum Nyinyir Tak Usah Follow Akunnya, Staf Ahli Kominfo Ini Justru Dapat Beragam Balasan Menohok Netizen

Beberapa netizen menyindir bahwa justru Henry Subiakto lah yang suka memasang status nyinyir.


“Saya tak pernah follow anda. Tapi cuitan anda sesekali melintas. Justru yang nyinyir itu anda. Tidak cocok bagi orang yg dibionya tertulis Guru Besar tapi cuitannya selalu berhembus nyinyiran,” kata PututKarebet.


Sementara itu, ada pula beberapa netizrn yang mengingatkan bahwa Henry Subiakto adalah pejabat publik.


Maka, sangat wajar apabila rakyat ingin mengawasi Henry melalui media sosial dan sesekali mengkritik jika perlu.


“Memfollow kamu bukan karena suka, anda harus dikontrol oleh rakyat yang membayarmu. Dan selama ini, tercermin dari tweet-tweetmu, tak pantas jadi pejabat publik,” kata Alisyarief.


“Saya bukan follower Anda. Dan saya juga tidak merasa perlu menjadi follower Anda. Sebagai rakyat Indonesia, kami punya hak untuk menerima kebenaran dan wajib meluruskan apabila ada kesalahan. Ini media sosial bung. Bukan majalah dinding kampus,” kata Andrisrg41. 


Disebut Sebar Hoaks, Prof Henry Subiakto Tuai Kecaman Netizen


Pakar komunikasi Profesor Henry Subiakto jadi sorotan. Dosen di Universitas Airlangga itu dinilai sebar narasi bohong atau hoaks di akun Twitter miliknya.


Henry Subiakto mengunggah foto seorang bocah yang tertidur di jalan. Di atas lantai yang dia tidur itu, ada gambar ilustrasi yang dimaksudkan adalah Ibu dari bocah itu.


Henry Subiakto kemudian menghubugkan foto itu dengan peperangan di Irak.  Kata Henry, anak itu merindukan Ibunya yang telah meninggal akibat perang saudara di Irak.


“Anak ini rindu ibunya yang telah tiada karena perang saudara di Irak. Ia melukis di lantai dan tidur di atasnya,” tulis Profesor Henry Subiakto di Twitter-nya, @henrysubiakto, Kamis (16/12/2021)


“Banyak manusia menderita karena negaranya hancur dilanda konflik politik. Indonesia punya potensi itu, maka kita harus jaga negeri ini dari jahatnya perusak kedamaian dan kesatuan,” sambungnya.


Disebut Sebar Hoaks, Prof Henry Subiakto Tuai Kecaman Netizen


Unggahan Profesor Henry Subiakto ini dibanjiri komentar pedas dari netizen.  Aktivis demokrasi, Nicho Silalahi merasa heran dengan Henry Subiakto sebagai pakar komunikasi di Kementerian Informasi dan Komunikasi tetapi gemar sebar hoaks.


“Prof gambar mu HOAK. Apa anda sedang bereksperimen? Pakar komunikasi kok hobby tebar HOAK sih Prof ? Apa @kemkominfo itu kementerian spesialis penyebar HOAK? Pantas saja web bokep ga bisa hilang wong staf ahlinya hobby banget nyebar HOAK. Aku curiga jangan-jangan gelarmu Hoak juga,” sindir Nicho Silalahi.


“Ngaku prof tapi nybar hoax,” kata netizen lain.


“Penelusuran dilakukan menggunakan reverse image tool Source, Google, dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa foto tersebut telah beredar di internet sejak 2014 dan tidak ada kaitannya dengan perang di Irak.” tulis akun @sutanmangarahrp.


“Apakabar @henrysubiakto? Kenapa bangun opini tuk sudutkan kelompok tertentu? Agar bangsa ini terpecah belah? Prof bikin HOAX gini harusnya kena UU ITE. Prof punya ‘kelebihan’ jadi gak kena HOAX puji orang gak apa tapi sudutkan pihak lain? Gak wajar pengajar punya sifat ini,” sindir akun @Helmi_Felis.


Diketahui, foto yang diunggah Profesor Henry Subiakto adalah foto milik seniman dan fotografer asal Iran yang bernama Bahareh Bisheh. Foto itu telah tersebar lama sejak 2014.


Foto itu dia unggah di stock foto Flickr. Bisheh juga menjelaskan di kolom komentar bahwa anak di foto itu adalah sepupunya dan tidak ada cerita tragis di balik foto itu. 


Dia memastikan bahwa foto itu tidak ada hubungan dengan perang.


“Gadis kecil ini adalah sepupuku dan dia sebenarnya tertidur di jalan aspal di luar rumahku. Dia pasti sudah bermain cukup lama dan berbaring untuk istirahat dan akhirnya tertidur. Saya berdiri di atas kursi untuk mengabadikan foto ini. Tidak ada panti asuhan yang dilibatkan dan tidak ada cerita tragis di balik ini semua. Saya gunakan kesempatan ini untuk jadi kreatif. Ini adalah sebuah langgam fotografi,” tulisnya. 


Usai Sebar Hoaks, Henry Subiakto Umumkan Keinginan Tinggalkan Jabatan Pemerintah


Usai bikin ramai karena diduga sebar hoax, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Hukum RI, Henry Subiakto mengumumkan akan mundur dari jabatan di pemerintahan.


Niatan tersebut ia sampaikan melalui akun Twitternya, sehari setelah mengunggah foto dan tulisan berisi dugaan hoax.


"Tahun depan saya memutuskan akan berhenti dari jabatan di pemerintah," kata Henry Subiakto dikutip dari akun Twitternya, Jumat (17/12).


Ia beralasan, keinginannya untuk keluar dari pemerintahan karena ingin fokus sebagai dosen di Universitas Airlangga. 


Baginya, status sebagai akademisi akan lebih bebas untuk bersuara dibanding sebagai pejabat di pemerintahan.


Namun ia tak menjelaskan apakah keinginannya tersebut berkaitan dengan unggahannya yang dituding menyebar hoax.


"Saya rindu sebagai orang kampus, yang tidak perlu dibebani dengan sebutan pejabat dan lain-lain. Saya akan lebih bebas suarakan kecintaan pada negeri ini, mengghadapi mereka yang perilaku dan ucapannya merugikan bangsa besar ini," tegasnya.


Sehari sebelumnya, Henry mengunggah tulisan disertai dengan foto seorang anak perempuan tertidur di aspal. Disebutkan, anak tersebut sebagai korban dari perang saudara di Irak.


Namun keterangan tersebut dibantah oleh warganet yang membeberkan fakta bahwa foto tersebut tidak berkaitan dengan perang saudara di Irak.


Warganet pun mendesak agar aparat kepolisian mengusut Henry dengan tuduhan tindak pidana penyebaran hoax.


"Tolong Pak Divisi Humas Polri, kandangin dulu profesor dongok ini Henry Subiakto dah nyebar hoax, setelah itu kirim ke RSJ, kayaknya yang bersangkutan sedang mengalami gangguan kejiwaan. Yang setuju retweet!" tulis akun Twitter @BossTemlen. [Democrazy/FIN]

BERITA TERKAIT

Tidak ada komentar: