Beberapa tokoh di Papua yang sempat ditemuinya juga sangat berharap dialog akan menuntaskan permasalahan ini.
Yan mencontohkan keberhasilan upaya dialog dan rekonsiliasi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang dilakukan pemerintah di Aceh.
"Kalau di Aceh berhasil, kenapa di Papua tidak dilakukan pola yang sama. Saya pikir, semua kekacauan ini akan tuntas jika pola itu dilakukan kembali. Saya yakin, mereka yang ada di hutan-hutan dan gunung-gunung akan turun meletakkan senjatanya, menyerahkan diri jika dibuka ruang dialog yang baik untuk semua," kata Yan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa 27 April 2021.
"Dalam dialog itu, semua pihak terutama KKB akan menyepakati untuk tidak lagi melakukan aksi teror yang meresahkan masyarakat. Tinggal semua memiliki keinginan kuat dengan hati terbuka untuk melakukannya," sambungnya.
Menurut Anggota Komisi I DPR ini, pada dasarnya masyarakat Papua tidak menginginkan kekerasan terus berlanjut dan tidak berkesudahan.
Yang dikhawatirkan kekerasan ini akan berlanjut ke generasi-generasi selanjutnya.
"Inilah pentingnya dialog. Karena dialog yang baik dan mengakomodir semua pihak akan merubah pola pikir pelaku kekerasan. Jika pola pikir sudah berubah, maka selanjutnya karakter dan perilaku akan mudah sekali dibentuk," katanya.
Politikus Partai Gerindra ini mengakui yang membuat sulit adalah menebak isi kepala para aktor Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ini, karena mereka berada di luar negeri.
Namun, perlu dipikirkan bagaimana mengumpulkan mereka semua untuk diajak berdialog.
"Sekarang bagaimana caranya mereka yang ada di luar negeri itu dan KKB yang ada di Papua bisa kita kumpulkan dan dudukan untuk berdialog dengan pusat," saran Yan.
Oleh karena itu, Yan mengajak semua elemen baik itu pemerintah pusat, daerah, masyarakat Papua, serta pihak KKB untuk kembali memikirkan rakyat dan masa depan mereka.
"Mari kita semua melakukan kesepakatan damai, menyudahi semua pertikaian yang hanya menguntungkan segelintir pihak dengan tujuan mengacak-acak persatuan Indonesia serta mengadu domba antar anak bangsa," tuturnya. [Democrazy/sdn]