Sosok Mohammad Agus, Kades di Bogor Larang Beri Bantuan ke Gibran dan Ancam Perekam Bocah Kelaparan - DEMOCRAZY News
DAERAH TRENDING

Sosok Mohammad Agus, Kades di Bogor Larang Beri Bantuan ke Gibran dan Ancam Perekam Bocah Kelaparan

DEMOCRAZY.ID
Mei 10, 2024
0 Komentar
Beranda
DAERAH
TRENDING
Sosok Mohammad Agus, Kades di Bogor Larang Beri Bantuan ke Gibran dan Ancam Perekam Bocah Kelaparan

Sosok Mohammad Agus, Kades di Bogor Larang Beri Bantuan ke Gibran dan Ancam Perekam Bocah Kelaparan


DEMOCRAZY.ID - Seorang bocah berusia 6 tahun di Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat menangis kelaparan meminta makan ke ibunya.


Bocah bernama Gibran tersebut dilaporkan mendapat perlakuan kasar dari sang ibu.


Bahkan dalam video yang beredar, saat Gibran menangis kelaparan, sang ibu disebut menyuruh Gibran memakan garam.


Gibran juga disebut dibentak dan disiram air karena terus menangis meminta makan.


Kepala Desa Rawapanjang, Mohammad Agus, meminta video yang terjadi di desanya segera dihapus lantaran membuat citra desa menjadi buruk.


Ia juga mengancam akan melaporkan perekam video yang bukan warga desa.


Selain itu, ia juga menegur petugas Kemensos yang memberikan bantuan ke keluarga Gibran tanpa sepengetahuan perangkat desa.


Respon Mohammad Agus mendapat sorotan karena tidak sesuai dengan program kerja yang diusungnya ketika mencalonkan diri menjadi Kades.


Dalam program kerjanya, Mohammad Agus berjanji akan mensejahterakan warganya.


Diketahui, Mohammad Agus merupakan Kades Rawapanjang periode 2021-2027.


Ia juga menjabat sebagai Ketua Silat Sibunder tahun 2019 hingga sekarang.


Kini, ia telah memaafkan perekam video yang bernama Ahmad Saugi dan tak akan melapor.


Menurut Mohammad Agus, tindakan perekam video salah karena wajah bocah tak disensor.


Video tersebut juga diunggah tanpa izin keluarga Gibran sehingga melanggar.


"Kalau saya bilang pada saat itu dia akan dijebloskan, jebloskan. Kita masih ada rasa kemanusiaan tadi, mungkin ada kesalahan yang tidak diketahui. Masih kita maafkan," ucap Mohammad Agus, Selasa (7/5/2024).


Tegur Petugas Kemensos


Setelah video tersebut viral, petugas Kementerian Sosial (Kemensos) mendatangi rumah Gibran dan memberikan bantuan ke ayahnya, Hamzah.


Bantuan tersebut diterima dengan baik oleh Hamzah yang memiliki tiga anak.


Selang beberapa menit kemudian, Kades Rawapanjang mendatangi rumah Gibran dan menegur petugas Kemensos yang memberikan bantuan tanpa seizin perangkat desa.


Mohammad Agus, mengatakan petugas Kemensos harus mendatangi kantor Kepala Desa terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan.


"Kenapa diarahkan ke sini? Siapa yang mengarahkan ke sini?" tutur Mohammad Agus, Selasa (7/5/2024), dikutip dari TribunnewsBogor.com.


Petugas Kemensos meminta maaf terkait bantuan yang diberikan tanpa melalui izin perangkat desa,


Mendengar jawaban itu, Mohammad Agus mengaku tidak berkenan dengan kehadiran petugas Kemensos dan memberikan bantuan ke warganya.


"Yang pasti iya pak tidak berkenan. Bapak enggak tau kan masalah inti di dalamnya? Bapak cuma melihat kulitnya doang kan."


"Jadi kita sudah musyawarahkan tempat ini kita close untuk siapapun, kalau memang mau nyari informasi di kantor kami," sambungnya.


Menurutnya, bantuan yang langsung diberikan ke keluarga Gibran dapat menimbulkan kecemburuan warga lain.


"Bukannya kita tidak menghormati dan tidak berterimakasih atas perhatiannya, kita ingin menjaga hak keluarga."


"Kita yang mengatur Pak, karena dengan begini akan ada kecemburuan sosial, begini 'kok yang diperhatikan dia doang, padahal kan masih banyak rakyat kita yang butuh perhatian'," katanya.


Ibu Kabur


Ibu kandung Gibran yang bernama Rizka kabur dari rumah dan keberadaannya masih dicari.


Tetangga Gibran, Prabu Hermawan, mengatakan ibu Gibran tak bertanggung jawab dan meninggalkan ketiga anaknya begitu saja.


"Kalau bisa dicari nih perempuan, karena sudah masuk pasal penelantaran anak, kekerasan lah, kalau saya pengennya begitu," ujarnya, Rabu (8/5/2024).


Terkait video yang beredar, Prabu mengatakan kejadian tersebut sudah sering terjadi.


Menurutnya, di dalam rumah ada makanan, namun ibu Gibran enggan memberikannya.


"Sebenernya kalo makan biasa, cuma emang kali itu aja emang ibunya. Hari itu juga ada nasi, kan abis itu masuk ke dalem," bebernya.


Ia menambahkan keluarga Gibran termasuk kurang mampu.


Ayah Gibran yang bernama Hamzah bekerja sebagai tukang bangunan dan pulang ke rumah seminggu sekali.


Namun, setiap pulang ayah Gibran selalu memberikan uang belanja ke ibunya.


"Hamzah ini walaupun orangnya pulang seminggu sekali tapi duitnya nyampe, dititip ke tetangga buat anak-anaknya," ucapnya.


Sedangkan ibu Gibran juga bekerja, namun pekerjaannya tidak menentu.


Saat kedua orang tuanya bekerja, Gibran dan dua adiknya sering dititipkan ke tetangga.


"Kita semua peduli, di sini kan kekeluargaan. Itu sampe tengah malem tetangga yang ketitipan itu mulangin, karena liat ibunya udah pulang."


"Seandainya ibunya enggak ada itu si Gibran di rumah tetangga, segitunya sampe merawat kayak anak sendiri," pungkasnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog