Respons Dingin PDIP Atas Keinginan Gibran Mengaku Ingin Bertemu Megawati: Cuma Gimik Tidak Tulus! - DEMOCRAZY News
POLITIK

Respons Dingin PDIP Atas Keinginan Gibran Mengaku Ingin Bertemu Megawati: Cuma Gimik Tidak Tulus!

DEMOCRAZY.ID
Mei 06, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Respons Dingin PDIP Atas Keinginan Gibran Mengaku Ingin Bertemu Megawati: Cuma Gimik Tidak Tulus!

Respons Dingin PDIP Atas Keinginan Gibran Mengaku Ingin Bertemu Megawati: Cuma Gimik Tidak Tulus!


DEMOCRAZY.ID - PDI Perjuangan menilai wakil presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, tidak tulus saat mengatakan ingin bertemu dengan Megawati Soekarnoputeri.


Keinginan itu hanya merupakan gimik politik, dan Gibran justru hanya ingin menyudutkan Megawati.


Gibran mengaku ingin berkonsultasi dengan banyak tokoh nasional sebelum menyusun kabinet bersama presiden terpilih Prabowo Subianto, termasuk salah satunya dengan presiden kelima Megawati Soekarnoputri.


"Ya nanti ya, senior-senior, tokoh-tokoh, ketua-ketua semuanya mintain (diminta) masukkan, tidak terkecuali beliau (Megawati)," ujar Gibran, dikutip dari Kompas TV, Sabtu (4/5/2024).


Kendati demikian, putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengaku belum ada komunikasi dengan Megawati sejauh ini. Rencana Gibran ini lantas direspons dingin oleh sejumlah politikus PDIP.


Masinton Pasaribu, misalnya, menganggap rencana Gibran ingin berkonsultasi ke Megawati hanyalah gimik.


Menurut dia, Gibran tak perlu membangun komunikasi bergaya gimik seperti itu kepada Megawati karena tidak akan direspons oleh ketua Umum PDIP itu.


"Ya kalau ada yang bilang ingin konsultasi dengan Ibu Megawati, konsultasi terkait kabinet, menurut saya itu cuma gimik-gimik saja, dan itu enggak perlulah.


Ibu Megawati pasti enggak menanggapi gaya komunikasi gimik-gimik seperti itu," tegas Masinton, dikutip dari kompas.com.


Masinton juga menilai, gaya komunikasi yang dibangun Gibran tersebut tak mencerminkan ketulusan dan kejujuran, hanya sebatas gimik.


"Karena itu bukan gaya komunikasi yang tulus, jujur, itu cuma gimik-gimik yang enggak punya makna, dan enggak punya arti tentunya," ujar anggota DPR ini.


"Pasti kalau kita sendiri tidak lah, masa komunikasi dengan Ibu Megawati cuma mau dijadiin gimik gitu lho, ya enggak lah, bukan levelnya begitu," kata Masinton.


Wilayah Prabowo bukan Gibran


Politikus PDIP lainnya, Hendrawan Supraktikno, mengingatkan bahwa presiden yang memiliki hak prerogatif untuk menyusun kabinet, dalam hal ini Prabowo Subianto, bukan Gibran.


Oleh karena itu, menurut dia, semestinya Prabowo yang membuka komunikasi dengan Megawati jika ingin berkonsultasi soal penyusunan kabinet.


"Yang komunikasi yang punya hak prerogatif, dalam hal ini Pak Prabowo.


Mungkin Gibran bisa nimbrung atau diikutkan," kata Hendrawan kepada Kompas.com, Minggu (5/5/2024).


Anggota Komisi XI DPR ini menyebutkan, rencana pertemuan antara Prabowo dan Megawati pun terus dikomunikasikan.


"Komunikasi terus dibangun. Tinggal tunggu momentum yang pas, bisa sebelum atau setelah Rakernas," ujar Hendrawan.


Hendrawan pun berpandangan, pernyataan Gibran tersebut tidak perlu diperpanjang karena menurutnya banyak dinamika politik yang akan terjadi.


"Nanti terkesan pencitraan sudah merangkul atau inklusif," kata dia.


Senada dengan Hendrawan, politikus PDI-P lainnya, Andreas Hugo Pareira, mengingatkan wakil presiden hanya bertugas untuk membantu presiden, termasuk soal menyusun kabinet.


Hugo tidak menjawab gamblang ketika ditanya mengapa PDIP bersikap dingin terhadap Gibran, termasuk apakah karena Gibran masih berada dalam bayang -bayang Jokowi.


Anggota Komisi X DPR ini hanya mempertanyakan sikap Gibran yang seolah-olah berperan sebagai presiden dengan ingin berkonsultasi ke Megawati soal penyusunan kabinet.


"Saya enggak tahu urusan Gibran, apakah bayang-bayang atau dayang-dayang.


Soal Pak Prabowo akan bicara dengan siapa termasuk kalau mau bicara dengan Ibu Megawati, itu wilayah prerogatif Pak Prabowo.


Sebagai politisi senior, beliau (Prabowo) tentu sangat paham dengan siapa dan kapan dia berbicara," kata dia.


Sebelumnya PDIP menegaskan bahwa Gibran dan Presiden Joko Widodo saat ini bukan kader partai mereka.


Keduanya, yang dibesarkan oleh PDIP, dianggap tidak loyal bahkan melawan kebijakan partai dalam pilpres 2024.


PDIP mencalonkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sementara Gibran justru berpasangan dengan Prabowo Subianto.


Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI kemudian menetapkan Prabowo-Gibran sebagai pemenang pemilu.


Sumber: Tribun

Penulis blog