Prabowo-Gibran Ingin Wujudkan Indonesia Emas 2045 Tapi UKT Mahal, Gimana Dong? - DEMOCRAZY News
EDUKASI EKBIS

Prabowo-Gibran Ingin Wujudkan Indonesia Emas 2045 Tapi UKT Mahal, Gimana Dong?

DEMOCRAZY.ID
Mei 20, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
EKBIS
Prabowo-Gibran Ingin Wujudkan Indonesia Emas 2045 Tapi UKT Mahal, Gimana Dong?



DEMOCRAZY.ID - Prabowo-Gibran telah sepakat mewujudkan Indonesia Emas 2045. Tapi saat ini, banyak mahasiswa terancam putus sekolah karena UKT mahal.


Sebagaimana diketahui, saat ini tengah terjadi gelombang protes oleh beberapa mahasiswa yang keberatan UKT mahal.


Bahkan dalam sebuah video yang viral di Twitter, seorang mahasiswa protes sembari menangis lantaran dirinya terancam putus sekolah karena tak mampu menanggung biaya UKT yang kian melambung.


Kondisi ini sempat mendapat tanggapan dari Kemendikbudristek. Namun, Kemendikbud Ristek malah menyebut bahwa kuliah bersifat tersier yang kemudian menuai polemik di masyarakat.


Banyak netizen mengatakan bahwa Kemendikbudrister nirempati lantaran pernyataan itu diucapkan saat kondisi sedang tidak stabil.


Sebagaimana diketahui, pernyataan tersebut terlontar dari mulut Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Direktorat Pendidikan Tinggi Kemendikbud Ristek, Tjitjik Tjahjandarie, saat merespons mahalnya uang kuliah tunggal (UKT) di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN)


Hal inilah yang kemudian membuat banyak protes kembali dialamatkan kepada Kemendikbudristek.


Selain itu, geger UKT mahal dianggap tidak sejalan dengan target Presiden dan Wapres Terpilih Prabowo-Gibran yang ingin mewujudkan Indonesi Emas 2045.


Mengacu pada alasan tersebut, Komisi X DPR RI menilai biaya kuliah atau Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang terjangkau bagi generasi muda penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas pada 2045 mendatang.


"Meskipun pendidikan tinggi bersifat tersier, namun saat ini urgen dibutuhkan, mengingat Indonesia mempunyai target mewujudkan Indonesia Emas di 2045," kata Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

 

Menurut Huda, Indonesia yang telah menerapkan mandatory spending sebesar 20 persen dari APBN untuk anggaran pendidikan seharusnya tidak membuat biaya pendidikan tinggi semakin mengalami peningkatan, seperti yang terjadi beberapa waktu terakhir.


Untuk ikut mengatasi persoalan kenaikan UKT, kata dia, Komisi X membentuk Panja Pembiayaan Pendidikan. 


Panja tersebut diharapkan mampu memastikan biaya pendidikan di Indonesia terjangkau bagi masyarakat.


Respons Anies Baswedan soal Ramai Biaya UKT Mahal


Anies Baswedan ditanyai soal biaya UKT perguruan tinggi yang tengah jadi sorotan. Menurutnya, negara harus bijak dalam memutuskan beban UKT jangan sampai menjadi masalah baru keluarga yang kurang mampu.  


"Kalau biaya (dibebankan) kepada keluarga, lebih besar daripada diambil negara, maka yang mampu merasakan pendidikan tinggi adalah mereka yang sudah makmur," kata Anies usai menemui warga Muara Baru di Penjaringan, Jakarta Utara, pada Minggu (19/5).


Anies menuturkan, pemerintah harus banyak menyediakan program yang memudahkan masyarakat miskin untuk membiayai UKT. 


"Masyarakat makmur mereka sanggup membiayai, yang masyarakat miskin banyak programnya. Yang kesulitan itu adalah mahasiswa yang dari kalangan tengah. Mau bilang miskin dia tidak miskin, mau bilang makmur dia keluarganya belum cukup," ucap Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tersebut.


Anies menilai akses untuk mengenyam pendidikan tinggi harus diberi secara adil kepada masyarakat. 


Sebab, dia mengibaratkan pendidikan tinggi sebagai eskalator untuk memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi.


"Yang mendapatkan akses pendidikan tinggi derajat kesempatannya pekerjaannya lebih tinggi, kesempatan sejahtera lebih tinggi, karena itu kenapa pendidikan tinggi itu harus ada alokasi yang lebih banyak sehingga tidak ada situasi seperti sekarang," tandasnya. 


Sumber: Kumparan

Penulis blog