Polisi Militer Tangkap Anggota Densus 88 yang Ketahuan Mata-Matai Jampidsus Kejaksaan Agung - DEMOCRAZY News
HUKUM

Polisi Militer Tangkap Anggota Densus 88 yang Ketahuan Mata-Matai Jampidsus Kejaksaan Agung

DEMOCRAZY.ID
Mei 25, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
Polisi Militer Tangkap Anggota Densus 88 yang Ketahuan Mata-Matai Jampidsus Kejaksaan Agung

Polisi Militer Tangkap Anggota Densus 88 yang Ketahuan Mata-Matai Jampidsus Kejaksaan Agung


DEMOCRAZY.ID - Anggota polisi dari Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88 ditangkap oleh polisi militer usai dicurigai tengah membuntuti Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung, Febrie Adriansyah saat makan malam di satu restoran di daerah Cipete, Jakarta Selatan.


Peristiwa penangkapan itu terjadi sekitar pukul 20.00 atau 21.00 WIB pada minggu pekan lalu.


Adapun identitas anggota Densus 88 yang tertangkap melakukan pengintaian itu disebut-sebut berinisial IM dan berpangkat Bripda.


Dilansir dari Tribunnews.com saat itu, Bripda IM diduga menyamar sebagai karyawan perusahaan BUMN dengan inisial HRM.


Berdasarkan informasi yang diterima, IM saat itu tengah menjalankan misi "Sikat Jampidsus." Aksi pengintaian tersebut tidak dilakukan oleh IM seorang diri.


Namun ia diduga menjalankan misi tersebut bersama lima orang lainnya yang diduga dipimpin oleh seorang perwira menengah kepolisian.


Dalam peristiwa ini hanya IM yang berhasil diamankan oleh polisi militer atau PM yang mengawal Jampidsus Febrie Adriansyah saat itu.


Sementara itu dua orang yang mengetahui peristiwa tersebut bercerita bahwa Febrie memang kerap makan di restoran yang menyajikan kuliner Prancis itu.


Febri saat itu datang bersama satu ajudan dan motor patwal Polisi Militer. Pengawalan Febrie oleh polisi militer TNI itu bukan tanpa sebab.


Permintaan pengamanan itu diajukan oleh Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Militer (Jampidmil) karena Jampidsus sedang menangani beberapa kasus korupsi besar.


Salah satunya kasus korupsi Timah yang melibatkan suami artis Sandra Dewi, Harvey Moeis, dan crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK), Helena Lim.


Penangkapan terjadi ketika polisi militer yang mengawal Febrie merasa curiga dengan kehadiran dua orang yang diduga anggota Densus 88. Mereka terlihat datang tak lama setelah Febrie tiba di restoran.


Keduanya disebut datang dengan berjalan kaki dan mengenakan pakaian santai serta memakai masker.


Saat berada tak jauh dari posisi Febrie, dua anggota Densus 88 itu mengarahkan sebuah alat yang diduga sebagai perekam ke arah ruangan tempat Febrie berada.


Mengetahui hal itu, polisi militer yang mengawal Febrie langsung bergegas merangkul dan membawa satu orang anggota Densus 88 menjauh dari restoran untuk diinterogasi.


Sementara itu, satu anggota Densus 88 lain yang turut menguntit Febrie berhasil lolos dari kejaran.


Sumber yang mengetahui kejadian tersebut mengatakan tak ada keributan yang terjadi.


“Mungkin karena sama-sama pejabat, jadi tidak mau ribut,” kata dia.


Sumber tersebut juga menyebutkan, selain dua orang yang masuk ke restoran, ternyata ada beberapa orang lain yang terlihat memantau Febrie Adriansyah dari luar.


Menurut dua saksi yang mengetahui kejadian ini, beberapa dari mereka tampak berada di beberapa titik sekitar 50 meter dari restoran.


“Setelah ditangkap itu, yang di sana-sana (sambil menunjuk tempat di luar restoran) lari. Ternyata sedang mantau,” kata dia.


Setelah penangkapan tersebut, Febrie menghubungi Kabareskrim Polri untuk meminta penjelasan.


Namun, Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Komjen Wahyu Widada, mengklaim tidak mengetahui apa pun dan meminta agar anggota Densus itu dibebaskan. Febrie pun menolak melepaskannya.


Febrie juga melaporkan kejadian ini kepada Jaksa Agung ST Burhanuddin, yang kemudian langsung menelepon Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.


Usai perbincangan antara para pimpinan penegak hukum tersebut, anggota Densus 88 dijemput oleh Paminal.


Namun, seluruh data di telepon seluler anggota Densus 88 itu telah diambil oleh tim Jampidsus. Ketika diminta konfirmasi, Febrie tidak memberikan tanggapan.


Terkait peristiwa itu, Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Ketut Sumedana enggan untuk buka suara. Dia mengklaim tak mendapat informasi mengenai kejadian tersebut. 


"Saya belum dapat informasinya," kata Ketut


Sementara itu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo juga masih belum memberi penjelasan mengenai peristiwa ini.


Sumber: Tribun

Penulis blog