Media Asing Tiba-Tiba Sorot Pilkada DKI, Sebut Anies-Ahok-Sri Mulyani - DEMOCRAZY News
POLITIK

Media Asing Tiba-Tiba Sorot Pilkada DKI, Sebut Anies-Ahok-Sri Mulyani

DEMOCRAZY.ID
Mei 17, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Media Asing Tiba-Tiba Sorot Pilkada DKI, Sebut Anies-Ahok-Sri Mulyani

Media Asing Tiba-Tiba Sorot Pilkada DKI, Sebut Anies-Ahok-Sri Mulyani


DEMOCRAZY.ID - Media asing kembali menyoroti pemilu di RI. Bukan pemilihan presiden (pilpres) lagi, tapi pemilihan kepala daerah (pilkada) DKI Jakarta.


Media Singapura Channel News Asia (CNA) memberi analisa. Disebut dalam artikel analisis "Jakarta governor election to remain high-stakes contest, despite Nusantara taking over as Indonesia's capital" bagaimana pilkada DKI akan menjadi kontes penuh pertaruhan.


Memang Nusantara akan menjadi ibu kota baru RI. Tapi disebutkan selama keputusan presiden pemindahan ibu kota ke Kalimantan belum keluar, Jakarta tetap menjadi ibu kota negara.


"Sekitar 20 nama disebut-sebut sebagai calon gubernur Jakarta pada pemilihan kepala daerah bulan November mendatang. Kota ini tidak lagi menjadi ibu kota Indonesia, lalu mengapa peran tersebut masih begitu dihargai?," tulis media itu dikutip Jumat (19/5/2024).


"Jakarta, kota metropolitan berpenduduk 10,5 juta jiwa, akan kehilangan statusnya sebagai ibu kota Indonesia ketika negara tersebut merayakan Hari Kemerdekaan ke-79 pada 17 Agustus di ibu kota baru, Nusantara. Presiden Widodo menandatangani undang-undang yang mengubah status Jakarta dari daerah khusus ibu kota menjadi daerah khusus pada tanggal 25 April," tambahnya.


"Namun hingga keputusan presiden pemindahan ibu kota ke Kalimantan keluar, Jakarta tetap menjadi ibu kota negara," jelas CNA lagi.


Disebutkan siapa saja tokoh-tokoh yang akan bersaing. Termasuk mantan calon presiden (capres) pilpres 2024 dan Gubernur Jakarta Anies Baswedan, lalu mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 


Dijabarkan pula beberapa menteri masuk bursa pemilihan, salah satunta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.


"Keponakan presiden baru, Prabowo Subianto, Sara Djojohadikusumo dan Budi Djiwandono, juga disebut-sebut sebagai kandidat," tambah media itu.


Mengutip para pengamat, CNA menjabarkan mengapa perang Gubernur Jakarta "tetap sangat diidam-idamkan". 


Dikatakannya alasan utama adalah "karena kota ini akan tetap menjadi pusat bisnis dan keuangan dan karena rekam jejak para gubernur di masa lalu yang telah mencapai prestasi lebih besar".


"Presiden Joko Widodo, yang akan mengundurkan diri pada bulan Oktober, adalah contoh utama. Ia menjabat Gubernur Jakarta pada 2012 hingga menang pada Pilpres 2014," muat CNA.


"Anies, yang menjabat sebagai Gubernur Jakarta dari tahun 2017 hingga 2022, ikut serta dalam pemilihan presiden pada bulan Februari tetapi kalah dari Prabowo," singgungnya.


"Bintang Jakarta dan gubernurnya akan bersinar terang bahkan setelah fase pertama Nusantara selesai karena ibu kota baru di Kalimantan Timur masih dalam proses," tambahnya lagi mengutip analis politik lokal dari Universitas Al Azhar, Ujang Komarudin.


"Sekitar 10.000 pegawai negeri sipil diperkirakan akan dipindahkan ke sana pada bulan September, namun hal ini dijadwalkan akan selesai dalam lima tahap, dengan tahap terakhir ditargetkan pada tahun 2045 ketika Indonesia merayakan ulang tahun keseratusnya," ujarnya.


"Oleh karena itu, Jakarta akan tetap menjadi magnet karena tetap menjadi pusat perekonomian, bisnis, pendidikan dan tempat berkumpulnya berbagai etnis," kutip laman itu masih mengambil pernyataan Ujang.


Di sisi lain, CNA juga memasukkan komentar analis lain mengapa pemilu Jakarta menjadi penting. Meski bagi warga tak begitu menarik tapi ini penting bagi para elit.


"Masyarakat mungkin tidak terlalu tertarik dengan (pemilu Jakarta), tapi ini penting bagi para elit (politik)," tulisnya mengambil komentar pengamat UI, Aditya Perdana.


"Siapa pun (yang memenangkan) pemilu Jakarta dapat menjadi presiden atau wakil presiden berikutnya di republik ini," tulis CNA mengutip analis politik Nicky Fahrizal dari lembaga think tank Center for Strategic and International Studies (CSIS).


"Dengan menjadi Gubernur Jakarta, seseorang bisa menjadi populer, dan ini bisa menjadi batu loncatan untuk menjadi calon presiden atau wakil presiden," tambahnya mengutip Ujang lagi.


Jakarta sendiri adalah pusat perekonomian negara, sebagaimana terkonsentrasi ekonomi di Pulau Jawa. 


Menurut data 2022, Jakarta memiliki produk domestik regional bruto per kapita tertinggi di Indonesia yaitu sekitar US$19.000, tujuh kali lipat provinsi Jawa Tengah.


Sumber: CNBC

Penulis blog