Konon Disembunyikan Sejarah, Inilah Dosa Besar Soeharto Hingga Ditampar Jenderal Ahmad Yani di Depan Umum - DEMOCRAZY News
POLITIK

Konon Disembunyikan Sejarah, Inilah Dosa Besar Soeharto Hingga Ditampar Jenderal Ahmad Yani di Depan Umum

DEMOCRAZY.ID
Mei 16, 2024
0 Komentar
Beranda
POLITIK
Konon Disembunyikan Sejarah, Inilah Dosa Besar Soeharto Hingga Ditampar Jenderal Ahmad Yani di Depan Umum

Konon Disembunyikan Sejarah, Inilah Dosa Besar Soeharto Hingga Ditampar Jenderal Ahmad Yani di Depan Umum


DEMOCRAZY.ID - Di masa lalu, konon Jenderal Ahmad Yani pernah menampar Soeharto di depan khalayak umum.


Hal itu diutarakan oleh politikus kondang sekaligus orang kepercayaan Soekarno, Soebandrio dalam buku karyanya berjudul Kesaksianku Tentang G30 S.


Dalam buku yang terbit tahun 2001 ini menyibak 'dosa' Soeharto yang konon membuat Jenderal Ahmad Yani murka.


Telah diketahui secara umum jika pria yang kerap disapa Pak Harto ini memiliki hubungan pertemanan yang dekat dengan pengusaha kondang, Liem Sioe Liong dan juga Bob Hasan.


Hal ini terjadi tahun 1959 kala Soeharto belum menjadi Presiden. Konon ia terlibat dalam kasus penyelundupan barang dari luar negeri hasil kerja sama dengan dua pengusaha tersebut.


Diketahui jika Liem atau dikenal dengan nama Sudono Salim adalah merupakan pendiri perusahaan konglomerat Salim Group.


"Ceritanya, saat di Divisi Diponegoro Soeharto menjalin hubungan dengan pengusaha Cina, Liem Sioe Liong (kelak mendapat perlakuan istimewa dari Soeharto, sehingga Liem menjadi pengusaha terbesar Indonesia)," tulis Subandrio dikutip pada Kamis, 16 Mei 2024.


"Perkawanan antara Soeharto dan Liem ini, antara lain, menyelundupkan berbagai barang. Soeharto pernah berdalih bahwa penyelundupan itu untuk kepentingan Kodam Diponegoro," sambungnya.


Berita penyelundupan ini sampai ke telinga A Yani. Dikabarkan ia murka dengan tindakan menyimpang tersebut.


"Berita penyelundupan itu cepat menyebar. Semua perwira saat itu mengetahuinya. Bahkan terungkap bahwa penyelundupan itu bukan untuk kepentingan Kodam tetapi duitnya masuk kantong Soeharto dan Liem," tulis Subandrio.


Bahkan Jenderal yang lain, AH Nasution menyarankan untuk membina Soeharto dengan lebih tegas, namun hal ini urung dilakukan dengan dalih masih bisa dibina dengan cara disekolahkan di sekolah khusus.


"Saat mengetahui ulah Soeharto, kontan Yani marah. Pada suatu kesempatan Yani bahkan sampai menempeleng Soeharto, karena penyelundupan itu dinilai memalukan korps," tegasnya.


Bahkan Jenderal lain, AH Nasution meminta agar Soeharto diadili dan dipecat dari militer.


Namun pembelaan dilakukan oleh Gatot Subroto yang menginginkan agar Soeharto diampuni dan dikabulkan Soekarno yang kala itu menjabat sebagai Presiden.


"AH Nasution lantas mengusulkan agar Soeharto diadili di Mahkamah Militer dan segera dipecat dari AD. Namun, Mayjen Gatot Subroto mencegah, dengan alasan bahwa perwira ini masih bisa dibina. Gatot lantas mengusulkan kepada Presiden Soekarno agar Soeharto diampuni dan disekolahkan di Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung."


"Presiden Soekarno setuju saja. Karena itu, Soeharto masuk Seskoad dan diterima oleh Dan Seskoad Brigjen Suwarto. Saat itu Seskoad tidak hanya mengajarkan pendidikan kemiliteran, tapi juga bidang ekonomi dan pemerintahan. Para perwira di Seskoad berfungsi sebagai guru teori Negara dalam Negara," jelas Subandrio.


Sumber: HOPS

Penulis blog