Inilah Kun Wardana yang Maju di Pilgub Jakarta, Dijuluki Bocah Ajaib, Usia 12 Tahun Sudah Kuliah - DEMOCRAZY News
EDUKASI POLITIK

Inilah Kun Wardana yang Maju di Pilgub Jakarta, Dijuluki Bocah Ajaib, Usia 12 Tahun Sudah Kuliah

DEMOCRAZY.ID
Mei 15, 2024
0 Komentar
Beranda
EDUKASI
POLITIK
Inilah Kun Wardana yang Maju di Pilgub Jakarta, Dijuluki Bocah Ajaib, Usia 12 Tahun Sudah Kuliah

Inilah Kun Wardana yang Maju di Pilgub Jakarta, Dijuluki Bocah Ajaib, Usia 12 Tahun Sudah Kuliah


DEMOCRAZY.ID - Sosok R. Kun Wardana Abyoto mencuat setelah mendaftarkan diri sebagai calon wakil gubernur Jakarta jalur independen mendampingi Komjen (Purn) Dharma Pongrekun


Banyak yang bertanya siapakah Kun Wardana Abyoto, lantaran namanya tak pernah muncul dalam dunia politik nasional.


Keduanya kemungkinan besar menjadi peserta pilkada Jakarta karena sudah mengembalikan berkas sekaligus berbagai persyaratan untuk maju melalui jalur independen.


Mereka mengaku sudah mendapatkan dukungan lebih dari setengah juta warga Jakarta.


Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi DKI Jakarta telah menerima penyerahan syarat dukungan dari bakal calon gubernur dan perseorangan atau independen Dharma Pongrekun dan calon wakil gubernur (cawagub) Kun Wardana jalur perseorangan atau independen.


Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Provinsi DKI Jakarta Dody Wijaya menyebut pihaknya telah menerima berkas sekitar 600 ribu dukungan warga DKI yang diserahkan keduanya.


"Di hari terakhir penyerahan, KPU DKI Jakarta telah menerima penyerahan dokumen syarat dukungan dari satu pasangan calon yaitu Dharma Pongrekun dan Kun Wardana Abyoto," jelas Dody, Senin (13/4/2024).


Diketahui, pasangan calon gubernur dan wakil gubernur jalur perseorangan pada Pilkada DKI Jakarta 2024 harus mendapat minimal 618.968 dukungan warga


Dody menjelaskan bakal paslon tersebut telah menyerahkan surat pernyataan dukungan dan/atau surat pernyataan identitas pendukung. Dokumen tersebut diserahkan dalam bentuk digital dan fisik.


"Berdasarkan Surat Dinas KPU RI, penyerahan dukungan bakal pasangan calon yang terdiri dari surat pernyataan dukungan (Model B.1-KWK-PERSEORANGAN) dan/atau surat pernyataan identitas pendukung (Model PERNYATAAN.IDENTITAS.PENDUKUNG.KWK) berupa dokumen digital (soft copy) melalui Sistem Informasi Pencalonan (Silon) dan dokumen fisik (hard copy) dan/atau dokumen digital (soft copy) tetapi tidak melalui Silon," kata Dody.


Sebagaimana ketentuan, bakal calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta jalur perseorangan harus memenuhi syarat dukungan 7,5 persen dari total DPT DKI Jakarta sebanyak 8.252.897 jiwa pada pemilu 2024 yaitu 618.968 dukungan yang tersebar minimal di empat Kabupaten/Kota di DKI Jakarta.


Dody mengatakan dokumen dukungan warga yang diserahkan Dharma dan Kun masih dalam pengecekan oleh KPU DKI.


"Iya betul (syarat dukungan warga sedang dicek)," ucapnya.


Sosok Kun Wardana


Inilah Kun Wardana yang Maju di Pilgub Jakarta, Dijuluki Bocah Ajaib, Usia 12 Tahun Sudah Kuliah


Lantas siapa sebenarnya Kun Wardana Abyoto?


Ternyata Kun  bukan sosok sembarangan. Dia punya julukan "bocah ajaib".


Julukan tersebut senada dengan prestasi akademiknya yang istimewa. Ia merupakan pemecah rekor menjadi mahasiswa termuda pada usia 12 tahun.


Kun bahkan sudah lulus dengan titel insinyur pada usia 18 tahun 7 bulan pada tahun 1990 dari Universitas Trisakti.


Kemudian Kun melanjutkan pendidikan jenjang S2 di Universitas Indonesia lulus tahun 1992.


Terakhir, dia mengenyam pendidikan jenjang S3 di Institut Teknologi Bandung pada tahun 1995.


Berdasarkan laman pddikti.kemdikbud.go.id, Kun merupakan dosen tetap di Institut Sains Dan Teknologi Nasional.


Riwayat mengajarnya, Kun tercatat pernah memangku sejumlah mata kuliah, dari mulai komunikasi multimedia, perencanaan analisis berbasis komputer, sistem kendali cerdas hingga sistem robotika.


Kun juga tercatat menjadi dosen S2 untuk program studi teknik elektro. Di sejumlah laman Youtube, Kun terlihat sering menjadi pembicara.


Ia banyak berbicara tentang kuantum, Pancasila hingga spiritualitas. Tak hanya itu, Kun juga kerap dikutip sebagai pemerhati ketenagakerjaan.


Ia sering berbicara menyoroti hubungan industrial. Kun sempat menjadi juri penghargaan Lembaga Kerjasama Bipartit tingkat nasional 2022 Kementerian Tenaga Kerja.


Kun juga pernah menjadi pembicara pada isu Nyamuk Ber Wolbachia.


Sosok Dharma Pongrekun


Dharma Pongrekun merupakan purnawirawan Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi dengan jabatan terakhir sebagai Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri.


Pria kelahiran Palu, 12 Januari 1966 ini merupakan lulusan Akademi Polisi (Akpol) tahun 1988.


Di angkatannya, Dharma juga merupakan penerima anugerah Adhi Makayasa, yaitu gelar kehormatan yang diberikan kepada lulusan terbaik Akpol dan Akmil.


Selama aktif berdinasi di Polri, sejumlah jabatan strategis pernah dijabat oleh Dharma Pongrekun.


Seperti Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri di tahun 2016 lalu hingga Wakil Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di tahun 2019.


Ia juga pernah mencalonkan diri sebagai Calon Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama delapan jenderal polisi lainnya, termasuk Irjen Firli Bahuri.


Hanya saja, dalam perjalannya Firli yang akhirnya dipilih sebagai ketua lembaga antirasuah tersebut.


Secara pendidikan, Dharma memiliki gelar S2 bidang Manajemen dari Universitas Bhayangkara Jakarta Raya (2002) dan gelar S2 bidang ilmu hukum Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2006.


Dharma juga mendapat gelar Doktor Kehormatan Bidang Kemanusiaan dari MBC University Depok (2023).


Kontroversial


Dharma menjadi sosok kontroversial sejak sering berbicara di sejumlah podcast ketika menjabat Wakil Kepala BSSN 2019-2021.


Yang paling diingat adalah pendapatnya tentang Covid-19 adalah sesuatu yang terencana oleh kekuatan besar global untuk mengendalikan umat manusia.


Satu di antaranya adalah saat Dharma berbicara di channel JT Perspektif 25 Juli 2020 lalu.


Penulis buku 'Indonesia dalam Rekayasa Kehidupan' ini menuturkan fenomena yang sedang terjadi saat ini.


Yakni warga dunia digiring menuju pada satu sistem dunia yang dikenadlikan oleh elite global.


“One system for all, dan nanti kendalinya ada pada chip. Sebenarnya sudah ada, sedang dibuat tinggal pengumpulan data,”


“Kita nggak perlu bawa apa-apa, semua identitas ada di sini (chip). Data medical record, passport ada di sini,” jelasnya.


Ini bukan kali pertama Komjen Dharma bicara soal konspirasi global.


Bahkan sebelum pandemi Covid-19 yakni September 2019 dalam video di youtube, Dharma juga sudah mengingatkan tentang agenda globalis ini.


"Sekarang telah terjadi gerakan globalisasi yang mana tak hanya menghancurkan Indonesia tapi seluruh dunia, catat itu," katanya.


Dharma menyebut elite global bekerja secara struktur, sistematis dan massif.


"Mereka bekerja secara halus sehingga kita terhipnotis," katanya.


Terbaru, Dharma juga berbicara di podcast dengan dr Richard Lee pada 27 Januari 2024.


Dharma kekeh dengan pendapatnyas soal Covid-19 yang merupakan pengendalian terhadap populasi dunia.


"(Covid-19) sudah direncanakan sejak 2010 oleh Rockefeller Foundation, dan disimulasikan tahun 2012, lalu dimainkan tahun 2020 untuk di Indonesia. Tapi kalau di luar sudah disosialisasikan tahun 2019."


"Tujuannya adalah percepatan program digitalisasi. Makanya kenapa Covid di belakangnya ada 'id' identity digital."


Bahkan Dharma juga menyebut sains atau science yang selama ini dipelajari bukanlah pengetahuan yang sesungguhnya.


"Lihat saja, time will tell. Kelemahan orang sains di situ. Kalau belum ada bukti, belum ada data belum ada jurnal, dia tidak akan bisa melihat benang merahnya. hanya orang yang punya kemampuan spiritual yang bisa melihat. Udang di balik batu, sains hanya melihat batunya."


Dia memastikan pendapatnya bukan sembarang


"Ini intelijen Pak," ujarnya.


Alasan Maju Pilkada DKI 2024


Diberitakan sebelumnya, Dharma Pongrekun mendeklarasikan diri maju Pilkada DKI 2024 melalui jalur independen, di Gedung Joang ‘45, Menteng, Jakarta Pusat, hari ini , Sabtu (3/2/2024).


Dharma memilih jalur independen karena tak ingin disetir partai politik atau elit politik nasional lainnya.


Sebab, seluruh visi dan misi yang sudah disusunnya dibuat demi kepentingan warga Jakarta.


“Saya ingin betul-betul visi dan minsi ini berjalan sebagaimana yang sudah disiapkan demi menyelamatkan jiwa keluarga kita, bukan demi saya,” ucapnya usai deklarasi di Gedung Joang ‘45, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).


“Karena kalau visi-misi ini tidak jalan, maka apa yang diharapkan masyarakat atau rakyat DKI itu tidak akan jauh pandang dari api,” sambungnya.


Dharma mengaku siap bersaing dengan kandidat lain, seperti Penjabat (Pj) Gubernur DKI Heru Budi Hartono, eks Gubernur Jawa Barat sekaligus politikus Golkar Ridwan Kamil, hingga bungsu Presiden Jokowi yang juga Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.


Ia pun mengaku tak gentar dengan nama-nama beken yang lebih dulu eksis di dunia politik tanah air tersebut.


“Saya tidak gentar, saya cuma takut sama Allah, dia yang maha kuasa. Dia yang punya Indonesia. Indonesia akan diberkati kalau diridhoi yang maha esa,” ujarnya.


Sebagai informasi, untuk maju di Pilkada DKI lewat jalur independen, bacagub harus menyerahkan ratusan ribu Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari warga ibu kota.


Seperti pada 2017 lalu saat pasangan bacagub dan bacawagub harus menyerahkan 532.213 lembar KTP.


Terkait hal ini, Dharma pun optimis dapat mengumpulkan KTP sesuai ketentuan dan lolos verifikasi administrasi untuk maju di Pilkada DKI 2024 mendatang.


“Saya serahkan kepada Allah, dia yang buka jalan, dia yang kirimkan KTP. Karena ini bukan demi saya, saya maju untuk membela rakyat Jakarta,” tuturnya.


“Untuk itu, kami mengajak warga Jakarta untuk bersama-sama memperjuangkan kepentingan rakyat. Karena saya tidak bisa sendiri,” sambungnya.


Sumber: Tribun

Penulis blog