Ingat Yayik Susilawati PNS yang Bubarkan Ibadah Umat Kristen di Gresik? Nasibnya Berakhir Buruk! - DEMOCRAZY News
HUKUM TRENDING

Ingat Yayik Susilawati PNS yang Bubarkan Ibadah Umat Kristen di Gresik? Nasibnya Berakhir Buruk!

DEMOCRAZY.ID
Mei 18, 2024
0 Komentar
Beranda
HUKUM
TRENDING
Ingat Yayik Susilawati PNS yang Bubarkan Ibadah Umat Kristen di Gresik? Nasibnya Berakhir Buruk!

Ingat Yayik Susilawati PNS yang Bubarkan Ibadah Umat Kristen di Gresik? Nasibnya Berakhir Buruk!


DEMOCRAZY.ID - Masih ingat dengan PNS bernama Yayik Susilawati yang bubarkan ibadah jemaat GPIB di Gresik? Perempuan ini telah diberhentikan dari SMA N 1 Cerme, Gresik. 


Pihak sekolah merasa malu dengan tindakan Yayik yang ngamuk membubarkan jemaat GPIB yang sedang beribadah di dekat rumahnya. 


Yayik telah dirumahkan atau diskorsing sementara waktu hingga suasana kondusif. Selain itu, Yayik terancam dimutasi. 


Indah Nusa Rini, Kepala SMAN 1 Cerme mengatakan, jika Yayik tercatat sebagai tenaga administrasi tata usaha di sekolah.


Akibat perbuatannya, Yayik telah dilakukan pembinaan oleh Cabdin Dispendik Jatim Kabupaten Gresik.


"Sudah dipanggil dan dilakukan pembinaan kepada yang bersangkutan," terang Indah Nusa.


Kata Indah Nusa, setelah dilakukan pembinaan oleh sekolah maupun Cabdin Pendidikan, terhitung sejak Senin (13/5/2024), Yayik statusnya telah dirumahkan atau diskorsing dari sekolah hingga batas waktu yang belum ditentukan.


"Karena untuk kondusifnya di sekolahan, mulai hari ini dirumahkan. Sampai menunggu keadaan kondusif sehingga yang bersangkutan tidak lagi beraktivitas di sekolah," ungkapnya.


Pihak sekolah SMAN 1 Cerme juga sangat menyayangkan aksi yang dilakukan oleh Yayik.


Menurut Indah hal tersebut seharusnya tidak pantas dilakukan, apalagi yang bersangkutan merupakan seorang aparatur sipil negara.


Dikisahkan Indah, awalnya dirinya sangat kaget bukan main hingga syok ketika melihat video viral yang beredar. 


Potongan video itu memperlihatkan anak buahnya adu mulut dengan jemaat yang tak lain tetangganya sendiri.


"Sebenarnya ini di luar dari kedinasan, menurut kami hal itu tidak biasa, dan berdampak sekali terhadap aktivitas sekolah," tutupnya


Dilaporkan ke Polisi


Inilah sosok Yayik Susilawati, seorang ASN yang merupakan pelaku pembubaran jemaat gereja Gresik saat ibadah.


Belakangan terkuak, pelaku pembubaran jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Benowo (GPIB) saat ibadah merupakan seorang ASN bernama Yayik Susilawati.


Kini, sosok Yayik Susilawati seorang ASN pelaku pembubaran jemaat gereja itu dipolisikan.


Diketahui, Yayik Susilawati merupakan seorang ASN di SMA Negeri 1 Cerme, Gresik. Informasi yang beredar, Yayik berprofesi sebagai staf tata usaha di SMA tersebut.


Kini ia dipolisikan imbas pembubaran ibadah komsel jemaat GPIB di Perumahan Cerme Indah, Kabupaten Gresik, Rabu (8/5/2024) lalu.


Dimana videonya saat membubarkan dan meneriaki jemaat gereja pun viral di media sosial.


Terkini, Yayik ASN pelaku pembubaran paksa jemaat gereja dilaporkan ke Bareskrim Polri.


“Atas nama organisasi dan umat Kristen seluruh Indonesia akan melaporkan seorang ASN yang bernama Yayik Susilawati dari SMAN 1 Cerme Gresik Jawa Timur ke Bareskrim Polri pada Senin 13 Mei 2024,” dilansir Tribun-medan.com dari unggahan akun Instagram aktivis @permadiaktivis2.


Dimana sebelumnya video pembubaran ibadah jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Benowo (GPIB) di Perumahan Cerme Indah, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur itupun viral di media sosial.


Video yang ramai di media sosial dan grup WhatsApp memiliki durasi 1 menit 20 detik. Diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (8/5/2024) sekitar pukul 19.00 WIB.


Dalam video tersebut, terlihat satu keluarga tiba-tiba mengganggu aktivitas ibadah jemaat GPIB Benowo.


Perseteruan muncul saat satu satu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri dan seorang anak laki-laki itu berteriak-teriak.


Situasi tersebut pun mengundang perhatian warga sekitar dan berdatangan dengan upaya meredam situasi.


Berdasarkan informasi yang dihimpun, jemaat gereja berjumlah 30 orang sedang menjalankan ibadah. Tiba-tiba datang keluarga Yayik meminta agar jemaat menghentikan ibadahnya.


“Berhenti berhenti jangan nyanyi,” ucap Yayik.


“Nyanyi lagi hancur kamu,” lanjutnya.


Duduk Perkara


Terkuak, inilah duduk perkara jemaat gereja di Gresik diteriaki dan dibubarkan oleh tetangga.


Baru-baru ini viral di media sosial jemaat gereja di Gresik dibubarkan dan diteriaki saat beribadah.


Kini terkuak, berikut duduk perkara jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat Benowo (GPIB) itu dibubatkan saat beribadah.


Adapun kegiatan peribadatan umat Kristiani di Perumahan Cerme Indah, Desa Betiting, Kecamatan Cerme, Gresik, Jawa Timur, sempat dihentikan oleh tetangga lantaran dipicu kesalahpahaman.


Hal tersebut dialami oleh jemaat Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB Benowo) saat menggelar ibadat di kediaman Hormali Sirait (Manurung) di Perumahan Cerme Indah, Rabu (8/5/2024) malam sekitar pukul 19.00 WIB.


Kasus tersebut telah diselesaikan secara damai melalui mediasi pada Kamis (9/5/2024) malam.


Kepala Desa Betiting Musholi mengungkapkan, penghentian tersebut dilakukan oleh keluarga Y yang masih bertetangga.


Aksi itu diduga dipicu salah paham lantaran parkir mobil jemaat menutupi akses menuju rumah Y. Y, istri, beserta anaknya sempat berteriak dan mengumpat. Namun kemudian warga berdatangan untuk melerai.


"Hanya kesalahpahaman, sebenarnya warga itu habis operasi terus menggelar doa bersama sebagai rasa syukur," ujar Kepala Desa Betiting Musholi, Jumat (10/5/2024) dilansir Tribun-medan.com dari Kompas.com


Musholi menjelaskan, kegiatan peribadatan itu sudah atas seizin pihak RT.


"Sudah izin melalui RT setempat. Selama ini, warga juga leluasa memberikan kebebasan untuk beribadah," ucap Musholi.


Kapolsek Cerme Iptu Andik Asworo mengungkap, persoalan tersebut telah diselesaikan secara damai. Pihak-pihak terkait segera menggelar mediasi pada Kamis (9/5/2024) malam.


Kedua belah pihak terlibat bersepakat saling menghormati, menghargai, serta saling memaafkan.


"Hasil mediasi kesepakatan bersama, bahwa kedua belah pihak saling menghormati, menghargai dan memaafkan apa yang sudah terjadi," tutur Kapolsek Cerme, Jumat (10/5/2024).


Andik melanjutkan, kesepakatan kedua pihak dilakukan tanpa adanya paksaan maupun tekanan.


Terkini, meskipun kedua belah pihak sudah melakukan mediasi dengan ditandatanganinya kesepakatan damai bersama di atas materai. Namun Yayik tetap dilaporkan ke Bareskrim Polri.


Sumber: Tribun

Penulis blog