Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina 'Meluas' ke Australia dan Prancis - DEMOCRAZY News
AGAMA GLOBAL

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina 'Meluas' ke Australia dan Prancis

DEMOCRAZY.ID
Mei 06, 2024
0 Komentar
Beranda
AGAMA
GLOBAL
Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina 'Meluas' ke Australia dan Prancis

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina 'Meluas' ke Australia dan Prancis


DEMOCRAZY.ID - Aksi demo mahasiswa yang berada di sisi Pro-Palestina saat ini sudah terjadi di beberapa negara tidak hanya di Indonesia. 


Beberapa pekan terakhir beberapa universitas di Australia, Kanada, Prancis, Meksiko, dan Inggris juga melakukan aksi demonstrasi sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina.


Pada Jumat, 3 Mei 2024, aksi demonstrasi tersebut telah dilakukan oleh para mahasiswa Universitas Sydney di kota Sydney, New South Wales, Australia. 


Para mahasiswa tersebut menuntut universitas mereka melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel, setelah mendirikan perkemahan pekan lalu di luar aula utama salah satu perguruan tinggi terbesar di Australia itu.


Para mahasiswa pun berjanji tidak akan meninggalkan kampus sampai pihak kampus setuju untuk memutus hubungan dengan Israel. 


Namun, tanggapan dari Wakil Rektor Mark Scott tidak sesuai dengan harapan. Ia mengatakan bahwa institusi tidak akan memutuskan hubungan akademis dengan Israel.


Tanggapan tersebut tidak terlalu mengejutkan mahasiswa dan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh salah satu mahasiswa atau demonstran yang mengatakan pihak universitas belum mau berdiskusi terkait hal ini.


“Kami belum menerima komunikasi dari universitas sebagai tanggapan atas tuntutan kami, sebagai tanggapan atas seruan kami untuk bertemu secara terbuka dan berdebat mengenai apakah universitas kami harus terlibat,” ujar mahasiswa bernama Goodwin, seperti dilansir ABC News pada Kamis pekan lalu.


Aksi tersebut tidak hanya diikuti oleh mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum yang marah atas tindakan Israel kepada Palestina. 


Salah satunya adalah Matt berusia 39 tahun, ia menggendong anaknya dan mengikuti aksi tersebut.


“Setelah Anda memahami apa yang sedang terjadi, Anda mempunyai tanggung jawab untuk mencoba dan terlibat serta meningkatkan kesadaran dan menunjukkan solidaritas,” katanya kepada kantor berita Reuters, tanpa menyebutkan nama belakangnya.


Para mahasiswa juga membangun perkemahan di kampus sebagai bentuk protes mereka. 


Sejauh ini, Scott selaku wakil rektor juga membiarkan para mahasiswa dan media lokal berkemah di kampus selama tidak terjadi tindak kekerasan seperti di Amerika Serikat.


Anggota Parlemen Federal Victoria Josh Burns juga mengatakan aksi tersebut adalah hal mendasar bagi masyarakat, jadi tindakan tersebut diperbolehkan asal tidak terjadi kekerasan. 


“Di Amerika Serikat, keadaan berubah menjadi kekerasan. Orang-orang membombardir dan memecahkan jendela-jendela dan mengubah perkemahan ini menjadi kekerasan,” kata Burns. 


“Saya tidak ingin hal itu terjadi di Australia.”


Lain halnya yang terjadi di Prancis, dilansir dari Al Jazeera, para petugas polisi di Prancis justru memaksa masuk ke Institut Studi Politik Paris (Ilmu Pengetahuan Po) di Paris untuk mengusir para demonstran yang memihak Palestina.


Sama seperti mahasiswa Australia, para mahasiswa Prancis ini juga memprotes Israel yang melakukan perang di Gaza. 


Natacha Butler dari Al Jazeera mengatakan para mahasiswa melakukan aksi menetap di kampus bahkan beberapa diantaranya melakukan aksi mogok makan.


Para demonstran kampus tersebut mengalami tindak kekerasan dari petugas kepolisian. 


Salah satu mahasiswa bernama Lucas mengatakan bahwa ia melihat beberapa mahasiswa diseret dan dicengkram kepala atau bahunya saat aksi demonstrasi tersebut terjadi.


Sumber: Tempo

Penulis blog